Juru bicara Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Heronimus Lamawuran, mengatakan gunung tersebut meletus pada Senin (4/11) dini hari.
“Sampai saat ini jumlah korban 10 jiwa. Sembilan jiwa ada di Desa Klantanlo, dan satu jiwa ada di Desa Dulipali,” katanya kepada VOA, Senin (4/11).
“Ada satu jiwa yang masih tertimbun dan agak sulit. Kami sudah berkoordinasi dengan Basarnas Maumere dan mereka sedang dalam perjalanan, mudah-mudahan bisa tiba serta melakukan evakuasi,” ujarnya.
Heronimus menjelaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan Polri telah mengevakuasi masyarakat yang terdampak ke titik aman di tiga lokasi, yaitu Konga, Lewolaga, dan Bokang. Ketiga desa itu berada di Kecamatan Titehena.
"Tim kami masih melakukan pendataan untuk masyarakat yang diungsikan ke tiga lokasi itu. Untuk sementara para pengungsi akan ditempatkan di sekolah-sekolah sambil BPBD membuat tenda darurat dan persiapan dapur umum," jelas Heronimus.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan, 2.734 kepala keluarga dengan total 10.295 jiwa di tujuh desa dari dua kecamatan -- Wulanggitang dan Ile Bura -- terdampak letusan gunung itu.
"Itu bukan jumlah pengungsi, tapi jumlah warga terdampak di tujuh desa tersebut. Sebagian besar dari jumlah warga yang terdampak sudah bergerak ke tempat pengungsian di tiga desa," katanya.
Abdul menyatakan BNPB akan memaksimalkan pencarian para korban yang masih belum ditemukan. Pemerintah setempat juga telah menetapkan status darurat erupsi untuk Gunung Lewatobi Laki-laki.
"Bagi masyarakat yang terdampak di Flores Timur yang merasa masih ada kehilangan anggota keluarga atau yang belum ditemukan segera melapor ke personel SAR setempat atau ke perangkat desa," ucap Abdul.
BNPB juga mengimbau agar masyarakat untuk sementara waktu tidak kembali ke lokasi erupsi dalam radius 7 kilometer.
"Kami masih menerima laporan visual banyak masyarakat di lokasi terdampak yang kembali mengecek rumah dan mencari anggota keluarganya," ujar Abdul Muhari.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), P. Hadi Wijaya, mengatakan status Gunung Lewatobi Laki-laki telah ditingkatkan dari level III (siaga) ke level IV (awas).
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas vulkanis pada Gunung Lewatobi Laki-laki sehingga tingkat aktivitas gunung api itu naik menjadi level IV atau awas," jelas Hadi melalui keterangan tertulisnya.
Hadi juga mengungkapkan, masyarakat diingatkan untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewatobi Laki-laki, terutama, "Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di daerah Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo," kata Hadi.
Menurut catatan PVMBG, gunung tertutup asap kawah berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang, dan tebal dengan ketinggian sekitar 20 hingga 2.000 meter dari puncak.
"Tinggi kolom erupsi rata-rata 500 sampai 2.000 meter dari puncak. Pada 1 November 2024 juga terjadi erupsi strombolian dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter dari puncak dan terlihat adanya sinar api yang memancar saat erupsi," pungkas Hadi. [aa/ab]
Forum