Tautan-tautan Akses

Sedikitnya 21 Tewas Akibat Kebakaran di Gaza


Warga Palestina berkumpul di depan sebuah gedung saat petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang berkobar di salah satu apartemen di kamp pengungsi Jabaliya di jalur Gaza utara, 17 November 2022.(MAHMUD HAMS/AFP)
Warga Palestina berkumpul di depan sebuah gedung saat petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang berkobar di salah satu apartemen di kamp pengungsi Jabaliya di jalur Gaza utara, 17 November 2022.(MAHMUD HAMS/AFP)

Sedikitnya 17 anggota sebuah keluarga termasuk di antara mereka yang tewas ketika kebakaran melalap sebuah apartemen lantai atas di gedung tempat tinggal di Jalur Gaza saat pesta ulang tahun, kata seorang kerabat keluarga itu, Jumat (18/11).

Sejumlah Pejabat di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan kebakaran Kamis malam di bangunan perumahan tiga lantai di kamp pengungsi Jabaliya itu tampaknya dipicu oleh bensin simpanan. Mereka mengatakan tidak jelas bagaimana bensin tersebut bisa terbakar, dan penyelidikan sedang dilakukan.

Para pejabat menyebutkan jumlah korban tewas 21 orang, menjadikannya salah satu insiden paling mematikan di Gaza dalam beberapa tahun terakhir di luar kekerasan yang berakar dari konflik Israel-Palestina.

Warga Palestina menghadiri pemakaman 21 orang yang tewas dalam kebakaran yang terjadi saat pesta di Jalur Gaza, 18 November 2022. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
Warga Palestina menghadiri pemakaman 21 orang yang tewas dalam kebakaran yang terjadi saat pesta di Jalur Gaza, 18 November 2022. (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

Kobaran api menghancurkan apartemen lantai atas gedung tersebut, yang menjadi rumah bagi keluarga Abu Raya.

Mohammed Abu Raya, juru bicara keluarga, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa keluarga besar itu berkumpul untuk perayaan kembar -- ulang tahun salah satu anak dan kembalinya salah satu orang dewasa lainnya dari perjalanan ke Mesir.

Mohammed berbicara di Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, di mana para jenazah telah diambil dan di mana kerabat yang menangis menunggu prosesi pemakaman dimulai.

Mohammed mempersoalkan pernyataan bahwa bensin yang disimpan memicu kobaran api, dengan mengatakan furnitur yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar lebih mungkin mempercepat kobaran api.

Mohammed mengatakan mereka yang tewas berasal dari tiga generasi Abu Raya -- sepasang suami istri, lima putra mereka, dua menantu perempuan dan delapan cucu. Identitas korban lainnya belum diketahui.

Jumat malam, semua jenazah dipindahkan dari kamar mayat rumah sakit ke masjid sebelum dimakamkan.

Gaza menghadapi krisis energi yang parah, sebagian besar karena blokade perbatasan Israel-Mesir yang melumpuhkan, yang terjadi sejak militan Islam Hamas menguasai wilayah itu 15 tahun lalu.

Banyak orang sering menyimpan gas untuk memasak, solar, dan bensin di rumah sebagai persiapan menghadapi musim dingin. Banyak kebakaran rumah sebelumnya disebabkan oleh lilin dan kebocoran gas. [ab/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG