Topan Rammasun telah meninggalkan Filipina dan bergerak ke Vietnam utara atau pulau Hainan di China, dengan kemungkinan menambah kecepatan saat melintasi Laut Cina Selatan.
Topan Rammasun, topan pertama yang menghantam musim ini, melanda bagian utara Filipina hari Rabu (16/7) dengan angin berkecepatan hingga 250 kilometer per jam, menewaskan sedikitnya 10 orang dan mematikan listrik di sejumlah wilayah.
Topan itu merusak atap-atap bangunan, menumbangkan pohon-pohon, dan mengakibatkan banjir di beberapa kawasan di ibukota, Manila.
Beberapa orang tewas ketika ditimpa pohon-pohon atau tiang listrik yang tumbang, dan sedikitnya tiga orang tewas di kota Lucena ketika dinding yang runtuh menimpa mereka.
Sebagian orang hilang, yang menimbulkan kemungkinan bahwa jumlah korban jiwa mungkin akan meningkat.
Ribuan penduduk di bagian timur laut Filipina mengungsi dari rumah mereka sebelum Rammasun, topan yang pertama negara itu musim ini.
Pihak berwenang bergegas memindahkan ribuan penduduk dalam daerah-daerah yang rawan banjir badang dan tanah longsor ke pusat-pusat pengungsian.
Puluhan penerbangan dalam negeri dibatalkan dan sekolah-sekolah tutup. Jalur pelayaran juga ditutup, yang mengakibatkan ratusan penumpang feri terlantar di kota-kota pelabuhan.
Rammasun, yang berarti ”Dewa Guntur” dalam bahasa Thailand, menguat Senin malam dari badai tropis menjadi topan.
Kira-kira 20 badai besar melanda Filipina setiap tahun. Beberapa daerah di negara itu masih sedang memulihkan diri dari Topan Haiyan tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 6.300 orang akibat ombak besar laut yang mirip tsunami.