Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen memuji pasukan koalisi di Afghanistan karena memperlihatkan apa yang disebutnya “pengekangan diri dan profesionalisme” yang luar biasa dalam menghadapi kekerasan anti-koalisi setelah terjadinya insiden pembakaran Quran di sebuah pangkalan militer Amerika.
Dalam sebuah seminar NATO di Washington hari Selasa, Rasmussen mengatakan bahwa meskipun dengan adanya gelombang demonstrasi dengan kekerasan di seluruh negara itu yang menyebabkan empat tentara Amerika tewas, koalisi itu harus terus bekerja untuk memastikan adanya kestabilan di Afghanistan.
Pimpinan NATO itu mengatakan dia juga mendukung keputusan oleh panglima tertinggi sekutu di Afghanistan, Jenderal Amerika John Allen, untuk menarik semua penasehat dari kementerian-kementerian pemerintah Afghanistan setelah dua perwira Amerika tewas ditembak di kantor mereka hari Sabtu.
Rasmussen mengatakan serangan itu tidak mencerminkan tidak adanya kerja-sama yang kuat antara pasukan NATO dan pasukan keamanan Afghanistan.
Kedutaan Amerika telah beroperasi dengan pintu-pintu terkunci sejak demonstrasi dengan kekerasan pecah pekan lalu. Kedutaan itu telah memperingatkan mengenai ancaman yang meningkat terhadap warga Amerika di Afghanistan.
PBB juga mengatakan akan memindahkan staffnya dari sebuah kantor di provinsi Kunduz, Afghanistan utara, setelah kantor itu diserang oleh para demonstran yang marah hari Sabtu dan bahwa tindakan tambahan akan dilakukan untuk “memastikan kantor itu dapat terus beroperasi dengan aman.”
Presiden Amerika Barack Obama dan para pejabat tertinggi militer Amerika telah minta maaf atas pembakaran Quran tersebut. Laporan media telah mengatakan bahwa pasukan Amerika berusaha membakar kitab suci umat Islam itu setelah para tahanan di Pangkalan Udara Bagram menggunakan kitab-kitab itu untuk mengirimkan pesan-pesan para ekstremis.