Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya hari Minggu (3/11) atas nasib 730 ribu pengungsi Muslim Rohingya dari negara bagian Rakhine di Myanmar. Ia mengimbau pemerintah Myanmar bertanggung jawab dengan menangani 'akar penyebab' pengungsian mereka ke Bangladesh dan mengupayakan mereka kembali dengan selamat.
Guterres mengatakan itu ketika bertemu para pemimpin Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), yang mencakup Myanmar.
Para pemimpin ASEAN bertemu setiap tahun untuk menentukan sikap bersama atas masalah-masalah mendesak, tetapi juga mempertahankan kebijakan untuk tidak campur tangan dalam urusan masing-masing.
Pernyataan ketua menteri-menteri ASEAN, yang dirilis tuan rumah Thailand, merangkum konsensus sikap kelompok tersebut, menekankan hal positif dalam menawarkan cara menghadapi krisis Rakhine, tanpa secara langsung mengakui masalah utama yang dihadapi Bangladesh dalam menampung begitu banyak pengungsi dan rintangan dalam mengirim pengungsi itu pulang.
Pernyataan itu menunjukkan berbagai perjanjian yang sudah disepakati, mencakup pemulangan pengungsi seraya menegaskan "perlunya mendapatkan solusi yang menyeluruh dan berjangka panjang untuk mengatasi akar penyebab konflik dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga masyarakat yang terdampak dapat membangun kembali kehidupan mereka."(ka/jm)