Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan ia “prihatin atas memburuknya situasi'' di Ukraina dan berencana berbicara singkat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Juru bicara Ban Ki-moon menyampaikan pernyataan itu Sabtu sore (1/3) selagi anggota Dewan Keamanan PBB bertemu dalam sesi darurat tertutup membahas peristiwa yang berkembang cepat di wilayah Krimea, Ukraina.
Ban Ki-moon mengimbau agar semua pihak “menghormati penuh dan mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan dan kesatuan wilayah Ukraina'' serta “menuntut pemulihan segera ketenangan dan dialog langsung antara semua pihak terkait.''
PBB mengatakan kini saatnya untuk "berkepala dingin" di Ukraina, sementara anggota parlemen Rusia menyetujui permintaan Presiden Vladimir Putin untuk mengerahkan pasukan ke Krimea.
Duta Besar Ukraina Yuriy Sergeyev mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB Sabtu (1/3) bahwa 15 ribu tentara Rusia sudah berada di Krimea dengan dalih melindungi warga Rusia. Ia menyatakan, Ukraina mengimbau PBB agar melakukan apa saja yang mungkin untuk menghentikan apa yang disebutnya agresi terhadap Ukraina.
Duta Besar Rusia Vitaly Churkin menyalahkan Barat karena memicu ketegangan di Ukraina dan mendukung protes yang menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych. Ia mengatakan Rusia ingin tahu mengapa kesepakatan bulan lalu antara oposisi dan Yanukovych untuk membentuk pemerintah koalisi baru tidak dijalani.
Dikatakan, Ukraina harus kembali ke kesepakatan itu dan menepiskan orang-orang yang disebutnya radikal. Churkin menambahkan Presiden Putin belum memutuskan apakah akan memberi otorisasi kekuatan militer di Krimea. Langkah itu, menurutnya, bukannya menantang Ukraina, tetapi hanya di wilayah Ukraina guna melindungi kehidupan warga Rusia.
Duta Besar Amerika untuk PBB Samantha Power mengatakan tindakan Rusia berbicara lebih keras daripada kata-kata. Menurutnya, keberadaan militer Rusia di Ukraina bisa mendorong situasi menjadi tak terkendali. Ia kembali menyerukan mediasi internasional di Krimea.
Duta Besar Inggris Mark Lyall Grant mengatakan pertemuan itu akan menentukan “dasar pembenaran yang digunakan Rusia'' untuk secara de facto mengambil-alih lewat kekuatan militer wilayah Krimea yang strategis.
Juru bicara Ban Ki-moon menyampaikan pernyataan itu Sabtu sore (1/3) selagi anggota Dewan Keamanan PBB bertemu dalam sesi darurat tertutup membahas peristiwa yang berkembang cepat di wilayah Krimea, Ukraina.
Ban Ki-moon mengimbau agar semua pihak “menghormati penuh dan mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan dan kesatuan wilayah Ukraina'' serta “menuntut pemulihan segera ketenangan dan dialog langsung antara semua pihak terkait.''
PBB mengatakan kini saatnya untuk "berkepala dingin" di Ukraina, sementara anggota parlemen Rusia menyetujui permintaan Presiden Vladimir Putin untuk mengerahkan pasukan ke Krimea.
Duta Besar Ukraina Yuriy Sergeyev mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB Sabtu (1/3) bahwa 15 ribu tentara Rusia sudah berada di Krimea dengan dalih melindungi warga Rusia. Ia menyatakan, Ukraina mengimbau PBB agar melakukan apa saja yang mungkin untuk menghentikan apa yang disebutnya agresi terhadap Ukraina.
Duta Besar Rusia Vitaly Churkin menyalahkan Barat karena memicu ketegangan di Ukraina dan mendukung protes yang menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych. Ia mengatakan Rusia ingin tahu mengapa kesepakatan bulan lalu antara oposisi dan Yanukovych untuk membentuk pemerintah koalisi baru tidak dijalani.
Dikatakan, Ukraina harus kembali ke kesepakatan itu dan menepiskan orang-orang yang disebutnya radikal. Churkin menambahkan Presiden Putin belum memutuskan apakah akan memberi otorisasi kekuatan militer di Krimea. Langkah itu, menurutnya, bukannya menantang Ukraina, tetapi hanya di wilayah Ukraina guna melindungi kehidupan warga Rusia.
Duta Besar Amerika untuk PBB Samantha Power mengatakan tindakan Rusia berbicara lebih keras daripada kata-kata. Menurutnya, keberadaan militer Rusia di Ukraina bisa mendorong situasi menjadi tak terkendali. Ia kembali menyerukan mediasi internasional di Krimea.
Duta Besar Inggris Mark Lyall Grant mengatakan pertemuan itu akan menentukan “dasar pembenaran yang digunakan Rusia'' untuk secara de facto mengambil-alih lewat kekuatan militer wilayah Krimea yang strategis.