Tautan-tautan Akses

Sekolah di AS Mulai Gunakan AI untuk Deteksi Senjata Api


Salah satu petugas sekolah di SMA Olathe South di Olathe, Kansas, menunjukkan tombol peringatan bahaya yang diberlakukan dii sekolah tersebut pada 19 Agustus 2022. (Foto: AP/Charlie Riedel)
Salah satu petugas sekolah di SMA Olathe South di Olathe, Kansas, menunjukkan tombol peringatan bahaya yang diberlakukan dii sekolah tersebut pada 19 Agustus 2022. (Foto: AP/Charlie Riedel)

Pemerintah negara bagian Kansas akan segera menawarkan dana hibah hingga US$5 juta bagi sejumlah sekolah supaya dapat dilengkapi dengan kamera pengawas yang menggunakan sistem kecerdasan buatan atau AI yang dapat mendeteksi orang yang membawa senjata. Namun, gubernur harus terlebih dahulu menyetujui pengeluaran tersebut dan sekolah-sekolah harus memenuhi beberapa kriteria yang sangat spesifik.

Salah satu kriteria itu adalah piranti AI harus dipatenkan, “sebagai teknologi anti-terorisme yang memenuhi syarat” sesuai dengan standar tertentu industri keamanan, yang sudah digunakan di setidaknya 30 negara bagian. Piranti itu terbukti memiliki banyak kemampuan, termasuk mendeteksi “tiga klasifikasi senjata api dengan minimal 300 sub-klasifikasi” dan “sedikitnya 2.000 permutasi.”

Sejauh ini baru satu perusahaan yang memenuhi seluruh kriteria itu, yaitu ZeroEyes, yang memuji kinerja perusahaan mereka di hadapan anggota-anggota parlemen Kansas yang sedang menyusun anggaran negara bagian itu. ZeroEyes, yang sedang berkembang pesat, adalah perusahaan yang didirikan oleh veteran militer AS pasca penembakan fatal di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida. Insiden penembakan pada 14 Februari 2018 itu menewaskan 17 siswa dan melukai 17 orang lainnya.

Penjelasan undang-undang yang menunggu keputusan Gubernur Kansas Laura Kelly itu menyoroti dua hal, yaitu bagaimana isu keamanan di sekolah menjadi industri miliaran dolar, dan bagaimana sebagian perusahaan berhasil membujuk para pengambil kebijakan untuk membuat aturan hukum di tingkat negara bagian yang melibatkan perusahaan mereka sebagai solusi.

ZeroEyes juga tampaknya menjadi satu-satunya perusahaan yang memenuhi syarat untuk program deteksi senjata api di negara bagian itu berdasarkan undang-undang yang disahkan di Michigan dan Utah tahun lalu, di Florida dan Iowa pada awal tahun ini, dan yang sedang diusulkan untuk diberlakukan di Colorado, Louisiana dan Wisconsin.

Negara bagian Missouri pada hari Jumat (10/5) lalu menjadi negara bagian terbaru yang meloloskan undang-undang yang mengamini penggunaan ZeroEyes, dengan menawarkan hibah sebesar US$2,5 juta bagi sekolah-sekolah untuk membeli piranti pendeteksi senjata api yang telah ditetapkan sebagai “teknologi antiterorisme yang memenuhi syarat.”

“Kami tidak membayar anggota-anggota parlemen untuk memasukkan kami dalam undang-undang yang mereka buat,” ujar Pendiri dan Kepala Urusan Pendapatan ZeroEyes Sam Alaimo.

“Jika mereka melakukan hal itu, berarti mereka telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan memastikan untuk mendapatkan teknologi berkualitas.”

ZeroEyes menggunakan kecerdasan buatan dengan kamera pengintai untuk mengidentifikasi senjata yang terlihat oleh piranti miliknya, lalu menyampaikan peringatan ke pusat operasi yang dikelola selama 24 jam oleh sejumlah mantan aparat penegak hukum dan veteran militer AS. Jika peringatan itu diverifikasi sebagai ancaman oleh tim ZeroEyes, maka peringatan langsung dikirim ke pejabat sekolah dan otoritas berwenang setempat.

Tujuannya adalah “mendapatkan dan melumpuhkan senjata itu sebelum pelatuknya ditekan, atau sebelum senjata itu sampai ke pintu sekolah,” ujar Alaimo.

Ada yang mempertanyakan tentang teknologi yang digunakan, ada pula yang menyoal taktik badan legislatif itu.

RUU di Kansas sangat spesifik, dengan membuat persyaratan bahwa produk perusahaan yang akan digunakan sudah harus tersedia di sedikitnya 30 negara bagian.”

Sementara itu, Direktur Urusan Keselamatan dan Keamanan Sekolah di Charles County Public Schools, di negara bagian Maryland, Jason Stoddard, mengatakan “persyaratan itu adalah yang paling rigid yang pernah saya baca.”

Stoddard adalah Ketua Dewan Nasional Direktur Urusan Keselamatan dan Keamanan Sekolah yang baru dibentuk. Dewan itu didirikan untuk menetapkan standar bagi pejabat keamanan di sekolah, dan sekaligus untuk menolak vendor yang semakin sering menawarkan produk tertentu kepada para anggota parlemen.

Ketika negara bagian mengalokasikan jutaan dolar untuk produk tertentu, seringkali hanya tersisa sedikit uang untuk upaya keselamatan di sekolah yang penting lainnya; seperti untuk kunci pintu elektronik, jendela anti-pecah, sistem komunikasi dan bahkan staf keamanan, kata Stoddard.

“Sistem deteksi senjata api lewat AI tentu saja luar biasa, tetapi mungkin ini bukan prioritas bagi 95% sekolah di Amerika Serikat saat ini,” tambahnya. [em/ns]

Forum

XS
SM
MD
LG