Tautan-tautan Akses

Sekolah di Negara Bagian India Ditutup pasca-Serangan Roket


Petugas polisi berjaga saat para pemilih mengantre untuk memberikan suara di Imphal, Manipur, India, 22 April 2024. (Foto: Reuters)
Petugas polisi berjaga saat para pemilih mengantre untuk memberikan suara di Imphal, Manipur, India, 22 April 2024. (Foto: Reuters)

Pemerintah Manipur memerintahkan penutupan sekolah-sekolah mulai Sabtu (7/9) setelah serangan roket oleh pemberontak. Insiden tersebut mengakibatkan satu orang tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka.

Pertempuran terjadi di negara bagian timur laut lebih dari setahun lalu antara komunitas Meitei yang mayoritas Hindu dan kelompok Kuki yang mayoritas Kristen.

Konflik semakin memanas sejak saat itu, membuat komunitas yang sebelumnya hidup berdampingan berdasarkan garis etnis menjadi terlibat dalam permusuhan.

Pemerintah daerah menyatakan bahwa semua sekolah di negara bagian itu akan ditutup pada Sabtu, saat biasanya kelas berlangsung, untuk menjaga "keselamatan siswa dan guru."

Sehari sebelumnya, kelompok pemberontak meluncurkan roket di distrik Bishnupur di negara bagian tersebut, sebuah serangan yang menurut polisi setempat terkait dengan "militan Kuki."

Polisi menyebutkan bahwa seorang pria berusia 78 tahun tewas dalam rangkaian serangan tersebut dan enam orang lainnya terluka. Petugas yang bertindak untuk menghadapi serangan itu "ditembaki oleh tersangka militan Kuki, tetapi tim polisi membalas dan berhasil menangkis serangan tersebut," demikian pernyataan resmi.

Laporan media lokal menyebutkan bahwa pria tua tersebut tewas ketika sebuah roket menghantam kediaman mendiang Mairenbam Koireng Singh, mantan kepala menteri Manipur.

Surat kabar Indian Express, mengutip sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa roket tersebut tampaknya merupakan "proyektil rakitan" yang dibuat dari "pipa besi galvanis yang dilengkapi dengan bahan peledak."

Serangan pada Jumat itu terjadi beberapa hari setelah pemberontak menggunakan drone untuk menjatuhkan bahan peledak, dalam apa yang oleh polisi disebut sebagai "eskalasi signifikan" kekerasan di negara bagian tersebut.

Seorang perempuan berusia 31 tahun tewas dan enam orang lainnya terluka dalam insiden itu. Polisi menggambarkan serangan tersebut sebagai "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya" oleh pemberontak.

Ketegangan yang sudah lama berlangsung antara komunitas Meitei dan Kuki berfokus pada persaingan untuk menguasai tanah dan mendapatkan pekerjaan publik. Aktivis hak asasi manusia menuduh para pemimpin lokal memanfaatkan perpecahan etnis untuk keuntungan politik. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG