Asap tebal dan berbahaya akibat dari kebakaran yang disengaja menyelimuti sebagian pulau Sumatra pada hari Senin (14/10). Akibatnya sekolah ditutup dan jadwal penerbangan ditunda.
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, mengatakan terdapat hampir 1.200 kebakaran terjadi. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih banyak dari jumlah dalam beberapa pekan terakhir. meskipun pihak berwenang berhasil menciptakan hujan buatan di beberapa daerah yang terdampak di Sumatra dan Kalimantan.
Agus Wibowo mengatakan di provinsi Sumatera Selatan terjadi kebakaran dengan jumlah terbesar yang terdeteksi, yaitu mencapai hampir 700 titik. Kondisi itu mendorong pemerintah untuk menutup sebagian besar sekolah di Palembang untuk melindungi anak-anak.
Ari Subandri, Manajer Imum Airnav Indonesia di Palembang, mengatakan visibilitas yang buruk menyebabkan keterlambatan penerbangan di bandara utama kota itu.
Asap dari kebakaran di Indonesia, yang sering kali terjadi dari pembukaan lahan perkebunan, merupakan masalah tahunan bagi Asia Tenggara.
Agus Wibowo mengatakan tujuh helikopter menjatuhkan 66 juta liter air pada hari Senin ini di provinsi Sumatra Selatan.
Kebakaran hutan Indonesia mencapai rekor pada tahun 2015 ketika asap dari kebakaran itu menyebar ke berbagai wilayah di Asia Tenggara. Menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard dan Universitas Columbia, bencana tersebut mempercepat kematian 100 ribu orang. [lt/uh]