Dalam rapat kabinet yang disiarkan televisi, Presiden Venezuela Nicolás Maduro, Minggu (17/10), bereaksi atas ekstradisi pengusaha dan sekutu dekat pemerintah Alex Saab ke Amerika. Saab, pengusaha Kolombia, dituduh melakukan pencucian uang untuk rezim Maduro. Jaksa percaya dia bisa menjadi saksi paling signifikan mengenai korupsi di Venezuela.
Pemerintah Maduro menangguhkan negosiasi dengan anggota oposisi di Meksiko kemarin sebagai protes setelah Saab dibawa ke pesawat menuju Amerika dari Cape Verde. Ekstradisi Saab terjadi setelah Maduro dan sekutunya, termasuk Rusia, berusaha mencegahnya selama 16 bulan. Rusia menganggap Saab sebagai diplomat Venezuela.
"Pemerintah Amerika tahu bahwa penculikan Alex Saab, anggota komisi dialog di Meksiko, adalah tikaman mematikan bagi dialog dan negosiasi di Meksiko. Pemerintah Amerika tahu itu tetapi tetap melakukannya. Mereka tahu itu, mereka tidak ingin dialog, mereka tidak menginginkan perdamaian untuk Venezuela, mereka tidak menginginkan demokrasi dan kemajuan untuk Venezuela."
Saab diperkirakan menjalani sidang pengadilan pertamanya pada Senin di Miami, menurut juru bicara Departemen Kehakiman Amerika Nicole Navas Oxman. Ia mengungkapkan rasa terima kasih dan kekagumannya pada pemerintah Cape Verde atas profesionalisme dan "ketekunan dalam kasus yang rumit ini."
Saab, 49, ditangkap di kepulauan di Afrika itu 16 bulan lalu ketika dia singgah dalam perjalanan ke Iran untuk apa yang kemudian digambarkan oleh pemerintah Nicolás Maduro sebagai misi kemanusiaan diplomatik yang memberinya kekebalan.
Saab dengan cepat menjadi panji perjuangan revolusioner di mana pemerintah Venezuela menegaskan setelah penangkapannya bahwa pengusaha itu sebelumnya telah ditunjuk sebagai perwakilan Uni Afrika. Kebenaran dan relevansi penunjukannya selama ini dipertanyakan jaksa Amerika.[ka/ab]