Delegasi Senat Amerika ke Myanmar mengatakan Selasa (21/11), krisis di Negara Bagian Rakhine menunjukkan ciri-ciri pembersihan etnis.
“Banyak pengungsi mengalami serangan langsung, termasuk orang tercinta, anak, dan suami, dibunuh di depan mata, istri dan anak diperkosa, luka bakar dan luka-luka mengerikan lain. Itu adalah tanda-tanda pembersihan etnis,” Senator Jeff Merkley mengatakan dalam jumpa pers di Kedutaan Besar Amerika di Yangon.
Merkley mengatakan delegasi Senat Amerika telah mendesak agar pemerintah Myanmar melaksanakan rekomendasi Komisi Penasehat Rakhine yang dipimpin Kofi Annan, dan memberikan akses kepada PBB dan LSM ke wilayah itu untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Di Washington, Kementerian Luar Negeri sedang mempertimbangkan apakah akan secara resmi menyatakan konflik Rakhine sebagai pembersihan etnis.
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengunjungi Myanmar pekan lalu dan menyatakan keprihatinan mengenai “laporan yang dapat dipercayal tentang kekejaman meluas yang dilakukan pasukan keamanan dan warga Buddhis yang main hakim sendiri.
Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Myanmar dari 27 November hingga 30 November, dan diperkirakan akan menemui pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suukyi. [ds]