Tindakan brutal kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) terhadap monumen-monumen,benda-benda bersejarah dan ribuan orang tak berdosa telah mengundang kemarahan dari berbagi penjuru dunia. Aksi ISIS ini paling menyengsarakan Yazidi, kelompok minoritas keagamaan yang tidak begitu dikenal di luar Timur Tengah.
Sementara pasukan Kurdi terus berperang melawan ISIS di Irak Utara, ribuan orang Yazidi masih tinggal di kamp-kamp pengungsi PBB.
Seorang mahasiswa pasca sarjana Amerika yang telah menghabiskan banyak waktu bersama orang-orang Yazidi di Irak menjadi seorang pejuang yang membela hak-hak mereka.
Salah seorang pendukung terkuat Yazidi di Amerika Serikat adalah Mathew Barber, seorang mahasiswa pasca sarjana di Universitas Chicago.
Dalam wawancara melalui Skype dengan VOA, Barber mengungkapkan bagaimana Yazidi merasa dikhianati ketika ISIS menginvasi Sinjar, di wilayah Kurdi di Irak.
"Pasukan Kurdi, Peshmerga, yang bertanggung jawab mempertahankan Sinjar pergi sebelum ISIS mencapai kawasan itu.Orang-orang Yazidi dibiarkan tak berdaya. Mereka ditinggalkan oleh pasukan pemerintah yang mengklaim melindungi mereka," kata Matthew Barber.
Barber mengatakan, prasangka buruk yang menyebar luas terhadap Yazidi tidak menghentikan banyak Muslim Kurdi untuk menunjukkan maksud baik mereka.
"Ketika orang-orang Yazidi terpaksa melarikan diri ke kota Dohuk,ada banyak orang, tetangga-tetangga mereka,yang datang mengunjungi mereka sambil membawa makanan, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan lain. Mereka ini orang-orang Muslim yang mengunjungi Yazidi.Saya menyaksikan, para pemimpin Muslim beraksi dan menjanjikan dukungan mereka," lanjutnya.
Pemerintah Kurdi di Irak telah berjanji untuk membela Yazidi dan telah mengerahkan pasukan untuk mengusir ISIS dari wilayah-wilayah yang mereka duduki.
Banyak orang Yazidi mengatakan, mereka ingin meninggalkan Irakdan tinggal di Eropa atau Amerika Serikat, namun Barber mengatakan ini berarti kerugian bagi tanah air yang mereka tinggalkan.
"Ini bisa berarti punahnya unsur penting keragaman di wilayah itu," imbuhnya.
Para imigran Yazidi di Amerika dan wilayah-wilayah lain di dunia berusaha membangun komunitas dan memelihara tradisi mereka, tapi Barber mengatakan mereka meninggalkan hal-hal yang penting.
"Yazidi memiliki tempat-tempat suci dan kuil-kuil tradisional, dan jika mereka meninggalkan wilayah itu dan pindah ke luar Irak, itu akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap tradisi mereka," kata Barber.
Para imigran Yazidi di kota Houston, negara bagian Texas, dan di tempat-tempat lain mengatakan mereka melakukan apa saja untuk mempertahankan tradisi mereka, tapi keprihatinan utama mereka adalah mempertahankan nyawa orang-orang yang masih berada di kampung halaman mereka di Irak.