AS, Inggris dan beberapa sekutu lainnya membalas puluhan serangan Houthi terhadap kapal-kapal internasional yang berlayar di Laut Merah dan Teluk Aden dengan serangkaian serangan udara kuat yang dimaksudkan untuk menurunkan secara signifikan kemampuan kelompok dukungan Iran tersebut.
Komando Pusat AS pada Kamis (11/1) malam mengatakan serangkaian serangan menghantam lebih dari 60 target di 16 lokasi di daerah-daerah di Yaman yang dikuasai Houthi, termasuk di antaranya pusat-pusat komando dan kendali, gudang amunisi, sistem peluncur dan fasilitas produksi.
“Kami serang mereka dengan cukup keras, cukup bagus,” kata seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas rincian operasi tersebut kepada VOA. Pejabat itu menambahkan serangan tersebut juga menargetkan instalasi radar dan sistem pertahanan udara Houthi yang tidak membalas serangan tersebut.
Seorang juru bicara kelompok pemberontak Houthi mengatakan serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya lima anggotanya dan mencederai enam lainnya, tanpa merinci target apa saja yang terkena serangan.
Serangan-serangan AS dan Inggris, yang dilancarkan dengan bantuan Australia, Kanada, Belanda dan Bahrain, diluncurkan dari jet-jet tempur, kapal-kapal di atas dan di bawah permukaan air, kata pejabat pertahanan itu.
AS sendiri menjatuhkan lebih dari 100 rudal terhadap berbagai instalasi Houthi, kata para pejabat, dengan kapal-kapal dan kapal selam angkatan laut menembakkan rudal Tomahawk untuk menghancurkan sasaran.
Pejabat itu juga mengatakan target-target itu dipilih karena mengancam pelayaran dan karena sedikitnya keberadaan warga sipil di sana.
Dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih Kamis malam, Presiden AS Joe Biden menyebut serangan itu sebagai “tanggapan langsung terhadap serangan-serangan Houthi yang tidak pernah terjadi sebelumnya” terhadap pelayaran internasional, seraya mengatakan bahwa serangan itu diperlukan setelah berbagai upaya diplomasi diabaikan. [uh/ab]
Forum