Tautan-tautan Akses

Serangan Bom di Somalia: 79 Tewas, Turki Evakuasi Korban Luka


Petugas SAR dari Somalia dan Turki membawa seorang perempuan yang terluka dalam serangan bom di Mogadishu, Somalia pada 28 Desember 2019. Korban dievakuasi ke Turki dari Bandara Adan Adde untuk perawatan medis lebih lanjut, 29 Desember 2019. (Foto: AFP)
Petugas SAR dari Somalia dan Turki membawa seorang perempuan yang terluka dalam serangan bom di Mogadishu, Somalia pada 28 Desember 2019. Korban dievakuasi ke Turki dari Bandara Adan Adde untuk perawatan medis lebih lanjut, 29 Desember 2019. (Foto: AFP)

Sebuah pesawat militer Turki, Minggu (29/12), mengevakuasi 16 korban luka parah akibat pemboman dahsyat yang menewaskan sedikitnya 79 orang. Serangan itu membuat layanan kesehatan setempat kewalahan. Ini merupakan serangan terbaru terhadap kota Mogadishu yang tidak aman itu.

Selain mengevakuasi korban yang luka parah, pesawat militer Turki itu juga membawa sejumlah dokter untuk merawat sekitar 125 orang yang luka-luka akibat ledakan pada Sabtu (28/12). Ledakan terjadi ketika sebuah mobil yang sarat bahan peledak meledak di sebuah pos pemeriksaan keamanan yang sibuk.

“Misi penyelamatan berlanjut sejak kemarin ketika terjadinya ledakan, dan setelah upaya yang lama dan intensif, kami dapat mengevakuasi 16 orang yang luka-luka ke Turki untuk menjalani perawatan medis lebih lanjut,” ujar Mayor Omar Mohamed Mohamud kepada wartawan di bandara Mogadishu.

Belum ada satu kelompok pun yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, Presiden Mohamed Abdullahi Farmaajo menyalahkan kelompok militan Al Shabab yang kerap melakukan pemboman mobil dan serangan-serangan lain di ibu kota, guna menggulingkan pemerintah yang didukung masyarakat internasional.

Pemboman pada Sabtu lalu merupakan serangan yang paling banyak menelan korban jiwa sejak ledakan sebuah truk di dekat sebuah mobil tanker pada 2017 yang menewaskan lebih dari 500 orang.

Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Farmaajo menyebut serangan oleh “organisasi teroris Al Shabab” itu sebagai upaya untuk “mengintimidasi dan meneror masyarakat Somalia dan membantai mereka pada setiap kesempatan yang ada.”

Ambulans-ambulans yang membawa korban luka-luka serangan bom pada 28 Desember di Mogadishu, terparkir di sebelah pesawat Angkatan Udara Turki, di Bandara Internasional Adan Adde, 29 Desember 2019. (Foto: AFP)
Ambulans-ambulans yang membawa korban luka-luka serangan bom pada 28 Desember di Mogadishu, terparkir di sebelah pesawat Angkatan Udara Turki, di Bandara Internasional Adan Adde, 29 Desember 2019. (Foto: AFP)

Di antara korban tewas terdapat 16 mahasiswa Universitas Banadir, salah satu universitas swasta di Somalia. Rombongan wartawan itu sedang melakukan perjalanan dengan bus ketika bom mobil itu meledak di simpang jalan yang sibuk di barat daya Ibu Kota Mogadishu.

Direktur layanan ambulans swasta “Aamin Ambulance,” Abdukadir Abdirahman Haji, mengatakan kepada AFP, sedikitnya 125 orang luka-luka, jumlah yang membuat layanan kesehatan di kota itu kewalahan.

Kepala Polisi Somalia Abdi Hassan Mohamed, Sabtu (28/12), mengatakan 79 orang tewas, tetapi jumlah itu kemungkinan akan meningkat.

“Masih ada operasi penyelamatan yang dilakukan untuk membantu mereka yang telah dibantai teroris,” ujar Menteri Informasi Somalia Mohamed Abdi Heyr kepada wartawan. Ditambahkannya, sekitar 24 dokter spesialis trauma telah datang dari Turki, sekutu utama Somalia.

Puluhan ambulans membawa korban luka-luka dari berbagai rumah sakit di kota itu ke RS Recep Tayyip Erdogan yang dikelola Turki. Dari rumah sakit tersebut, korban kemudian dibawa ke bandara.

Sejak 2015 telah terjadi 13 serangan di Somalia, dengan korban tewas di atas 20 orang. Menurut AFP, 11 serangan terjadi di Mogadishu. [em/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG