Taliban melancarkan serangan bom bunuh diri dengan mobil hari Kamis (5/9) di ibukota Afghanistan, menewaskan sedikitnya 10 orang.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nasrat Rahimi mengatakan korban tewas adalah warga sipil dan bahwa serangan di Kabul itu mencederai 42 lainnya.
Serangan bom ini terjadi di kawasan diplomatik yang dijaga ketat, tempat di mana Kedutaan Besar Amerika dan kantor-kantor penting pemerintah Afghanistan berada.
Seorang juru bicara Taliban menyatakan bertanggung jawab, seraya menyatakan pengeboman itu menarget orang-orang asing.
Kelompok militan ini juga berada di balik serangan lainnya pekan ini di kawasan lain yang menewaskan sedikitnya 16 orang dan mencederai lebih dari 100 orang.
Utusan Amerika Zalmay Khalilzad mengunjungi Kabul pekan ini untuk bertemu para pejabat Afghanistan guna membahas apa yang ia sebut sebagai “perjanjian prinsip” yang dicapai Amerika Serikat dengan Taliban mengenai penarikan pasukan Amerika dari lima pangkalan militer.
Rencana ini melibatkan 5 ribu dari 14 ribu tentara Amerika yang sekarang ini ditempatkan di Afghanistan.
Sebagai imbalan, Taliban akan memutuskan hubungan dengan al-Qaida dan menjamin Afghanistan tidak akan digunakan untuk merencanakan serangan teroris terhadap Amerika atau sekutu-sekutunya.
Para pejabat Amerika menyatakan Taliban juga akan diwajibkan untuk membuka pembicaraan dengan delegasi yang mewakili seluruh kalangan masyarakat Afghanistan, termasuk para pejabat pemerintah.
Para pejabat Afghanistan telah mengungkapkan kekhawatiran mengenai perjanjian itu, menyatakan antara lain proses ini berlangsung terlalu cepat. [uh/lt]