Tautan-tautan Akses

Serangan Israel ke Sekolah ke-5 di Gaza Tewaskan 15 Orang


Sejumlah orang memeriksa kerusakan di sekolah Abu Araban yang dikelola oleh UNRWA, badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, menyusul serangan militer Israel di sekolah yang menjadi tempat penampungan pengungsi di Gaza, Minggu, 14 Juli 2024. (Foto: Eyad Baba/AFP)
Sejumlah orang memeriksa kerusakan di sekolah Abu Araban yang dikelola oleh UNRWA, badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, menyusul serangan militer Israel di sekolah yang menjadi tempat penampungan pengungsi di Gaza, Minggu, 14 Juli 2024. (Foto: Eyad Baba/AFP)

Badan Pertahanan Sipil di Gaza yang dikuasai Hamas pada Minggu (14/7) menyatakan bahwa 15 orang tewas dalam sebuah serangan ke sebuah sekolah yang menampung para pengungsi perang. Militer Israel menyebut serangan itu untuk menyasar “para teroris”.

Serangan ke sekolah Abu Araban yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan terletak di kamp Nuseirat, Gaza tengah itu adalah serangan kelima dalam delapan hari terakhir yang menarget gedung sekolah yang diubah menjadi tempat pengungsian.

Sekolah Abu Araban menampung “ribuan pengungsi,” kata juru bicara Badan Pertahanan Sipil, Mahmud Bassal, kepada AFP. Ia menambahkan, sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Sekolah-sekolah di Nuseirat menjadi target dua serangan sebelumnya di tengah kampanye Israel untuk menumpas militan Hamas, yang memicu pecahnya kembali perang setelah melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober.

Militer Israel mengatakan bahwa angkatan udaranya “menyerang sejumlah teroris yang beroperasi di wilayah gedung sekolah Abu Araban milik UNWRA di Nuseirat”. UNRWA adalah badan PBB yang menangani pengungsi Palestina.

Israel mengklaim bangunan itu “berfungsi sebagai tempat persembunyian” sekaligus markas “serangan-serangan” terhadap pasukan Israel.

Foto-foto AFPTV menunjukkan kompleks bangunan tiga lantai dengan pakaian dan seprai yang sedang dijemur di pagar-pagarnya. Dinding berlogo PBB telah diledakkan, sementara ruangan-ruangan di dalamnya rusak.

Pada 6 Juli, pesawat Israel juga menyerang sekolah Al-Jawni, yang sama-sama dikelola oleh UNRWA di Nuseirat. UNRWA mengatakan, sekitar 2.000 orang sedang mengungsi di bangunan itu saat peristiwa terjadi.

Sehari setelahnya, empat orang tewas dalam sebuah serangan terhadap sekolah Holy Family yang dikelola gereja di Kota Gaza, di utara wilayah kantong itu, menurut badan pertahanan sipil.

Pada Senin (15/7), Israel kembali menyerang sebuah sekolah di Nuseirat, lagi-lagi dengan dalih menyasar “teroris.”

Keesokannya, seorang sumber di rumah sakit mengatakan bahwa sedikitnya 29 orang tewas dalam sebuah serangan ke pintu masuk sekolah Al-Awda di kawasan Khan Yunis, Gaza selatan.

Israel mengatakan Hamas menggunakan sekolah, rumah sakit dan infrastruktur umum lainnya untuk tujuan militer. Hamas membantah tuduhan itu.

Prancis dan Jerman pada Rabu (10/7) menyerukan penyelidikan terhadap serangan-serangan ke sekolah tersebut.

Setelah serangan ke sekolah Al-Jawni, juru bicara UNRWA, Juliette Touma, mengatakan kepada AFP bahwa ketika perang kembali pecah, “kami menutup sekolah-sekolah ini dan mengubahnya menjadi tempat pengungsian.”

UNRWA merupakan badan bantuan utama di Gaza, tetapi lebih dari separuh fasilitasnya, yaitu 190 bangunan, telah diserang dalam serangan balasan Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober – beberapa bahkan diserang lebih dari sekali, ungkap Touma. [rd/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG