Seorang pejabat Libya mengatakan, serangan udara NATO Sabtu malam (30/4) telah menewaskan salah satu putera pemimpin Libya Muamar Gaddafi, dan tiga orang cucunya.
Laporan televisi Libya mengatakan, Saif al-Arab tewas di rumahnya. Pejabat itu menyebut insiden itu sebagai upaya untuk membunuh Muamar Gaddafi.
Sabtu pagi, NATO menolak tawaran Gaddafi untuk berunding guna mengakhiri konflik di negeri itu.
Seorang pejabat NATO mengatakan hari Sabtu NATO ingin melihat tindakan dan bukan kata-kata. Dia mengatakan, pemerintah Libya telah mengumumkan gencatan senjata beberapa kali sebelumnya. Kenyataannya, pasukan Gaddafi terus saja menyerang warga sipil. Pejabat itu mengatakan, serangan NATO itu akan berlanjut sejauh warga sipil Libya terus terancam.
Pemberontak Libya juga menolak seruan Gaddafi untuk berunding karena waktu untuk kompromi sudah lewat. Gaddafi mengatakan dalam pidato televisi selama satu setengah jam itu hari Sabtu bahwa dia siap berunding asal saja NATO menghentikan serangan, namun dia mengatakan, dia tak akan mundur dari kekuasaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Saif al-Arab Gaddafi menghabiskan banyak waktunya untuk belajar di sebuah universitas di Jerman. Ia menghindari kemunculan di publik dalam beberapa pekan terakhir karena kerusuhan anti-pemerintah yang mengguncang Libya.
Ibunya adalah Susan Farkash, istri kedua pemimpin Libya. Ia adalah saudara dari Saif al-Islam, putra Gaddafi yang lebih vokal dan telah melakukan beberapa pidato nasional sejak awal kerusuhan oposisi di Libya. Moammar Gaddafi masih memiliki sedikitnya lima putra dan seorang putri.