Sedikitnya 58 orang tewas di Suriah hari Minggu (16/8), dalam serangan udara pasukan pemerintah Suriah di kota Douma, di dekat Damaskus, yang dikuasai pemberontak. Menurut kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights, serangan-serangan terhadap pasar itu melukai 200 orang lainnya, kebanyakan warga sipil.
“Informasi awal menunjukkan sebagian besar yang tewas adalah warga sipil,” kata pemimpin organisasi itu, Rami Abdul Rahman.
Para pejuang oposisi di Douma kerap baku tembak dengan militer Suriah dalam perang saudara di negara itu yang kini memasuki tahun ke-lima.
Perang saudara tersebut diperkirakan telah menewaskan sekitar 250 ribu orang sejak konflik dimulai pada tahun 2011.
Serangan-serangan itu terjadi sewaktu kepala misi kemanusiaan PBB Stephen O'Brien mengunjungi Suriah untuk pertama kalinya sejak ia menduduki jabatan itu bulan Mei lalu.
“Selain kehancuran bangunan-bangunan, terdapat kehancuran kehidupan,” katanya di media sosial.
Juga di Suriah pada hari Minggu, Divisi 30, kelompok pemberontak yang didukung Amerika, menyatakan sebuah kelompok afiliasi al-Qaida telah membebaskan tujuh anggota pemberontak yang diculik bulan lalu.
Front al-Nusra menculik orang-orang itu akhir Juli, menuduh mereka melayani kepentingan Amerika.
“Kami menyambut baik prakarsa mulia ini dan mendesak al-Nusra dan berharap mereka akan membebaskan komandan grup dan pejuang lainnya dalam beberapa jam mendatang,” sebut kelompok pemberontak itu dalam pernyataan di Internet.
Komandan dan beberapa anggota Divisi 30 lainnya masih tetap dalam tahanan al-Nusra.
Amerika Serikat telah melatih sekelompok kecil pemberontak Suriah yang moderat untuk memerangi militan Negara Islam yang berjuang untuk merebut sebagian besar wilayah di negara itu.