Pihak berwenang Afghanistan hari Rabu (17/6) menyatakan serangan-serangan Taliban di bagian utara negara itu telah menewaskan sedikitnya 17 anggota pasukan keamanan dan mencederai belasan lainnya.
Kekerasan itu terjadi sementara pihak-pihak yang berperang di Afghanistan bersiap-siap bertemu di Qatar akhir bulan ini untuk mengikuti putaran pendahuluan perundingan perdamaian.
Seorang juru bicara pemerintah di Jawzjan, provinsi di bagian Utara, mengatakan kepada VOA, pemberontak semalam menyerang dua pos keamanan di distrik Aqcha dari berbagai arah dalam upaya merebut pos-pos tersebut.
Marouf Azar mengatakan bentrokan itu berlanjut hingga dini hari, menewaskan 12 tentara Afghanistan dan mencederai lima lainnya. “Taliban juga menyandera empat personel keamanan kami,” katanya mengukuhkan.
Seorang pejabat militer regional secara terpisah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan pertempuran itu juga menewaskan lima penyerang dan mencederai 10 lainnya.
Taliban dalam suatu pernyataan mengklaim para anggotanya menyerang pos-pos itu dan “membunuh, mencederai dan menangkap” sekitar 50 tentara pemerintah, meskipun klaim pemberontak kerap digelembungkan dan sulit untuk mengukuhkannya dari sumber-sumber independen.
Serangan pemberontak yang ke-dua terjadi Selasa larut malam di dekat Kunduz, kota yang bergejolak di bagian utara Afghanistan. Para anggota Taliban menyerang pos-pos keamanan dan dikabarkan membunuh sedikitnya lima tentara Afghanistan dan mencederai tujuh lainnya.
Para petinggi kelompok pemberontak itu belum berkomentar mengenai pertempuran di Kunduz.
Para pejabat Afghanistan telah menyatakan bahwa meningkatnya serangan-serangan Taliban di medan tempur telah menewaskan lebih dari 170 anggota pasukan keamanan dan mencederai 250 lainnya pada pekan lalu saja di berbagai penjuru negara itu.
Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional telah memperingatkan bahwa meningkatnya serangan baru-baru ini terhadap berbagai fasilitas layanan kesehatan di Afghanistan di tengah-tengah pandemi virus corona telah mengurangi atau menghalangi akses ke layanan kesehatan bagi jutaan orang. [uh/ab]