Serangan udara Rusia menargetkan ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Kamis (21/3). Angkatan Udara Ukraina mengatakan menembak jatuh seluruh 31 rudal yang ditembakkan Rusia.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan di aplikasi Telegram bahwa pecahan-pecahan roket jatuh di beberapa distrik kota itu, menimpa bangunan-bangunan tempat tinggal dan menyebabkan sejumlah kebakaran.
Klitschko mengatakan sedikitnya 10 orang cedera.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Rabu, mengatakan dalam pidato malam hariannya bahwa negaranya memerlukan bantuan militer untuk membantu mempertahankan diri dari serangan rudal Rusia.
"Kharkiv memerlukan sistem pertahanan udara yang memadai, wilayah Sumy membutuhkannya, Chernihiv dan seluruh wilayah kami yang menderita akibat teror Rusia memerlukannya,” kata Zelenskyy. "Mitra-mitra kami memiliki perlu memahami bahwa pertahanan udara harus melindungi kehidupan.”
Sebelumnya pada hari Rabu, Zelenskyy menerima penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan untuk melakukan pembicaraan di Kyiv.
Sullivan berupaya meyakinkan Ukraina bahwa AS terus mendukung Ukraina dan meskipun ada penundaan di Kongres, miliaran dolar bantuan akan sampai ke negara itu.
“Kami akan mendapat dukungan bipartisan yang kuat di Kongres,” kata Sullivan dalam konferensi pers, seraya menyebutnya sebagai Rencana A.
”Kami akan mendapatkan uang itu untuk Anda sebagaimana seharusnya, jadi menurut saya kita tidak perlu berbicara mengenai Rencana B sekarang.” Ia juga mengakui bahwa proses pendanaan itu berlangsung “terlalu lama.”
Sullivan bertemu dengan Andriy Yermak, kepala staf kepresidenan Ukraina. Mereka berbicara mengenai apa yang dibutuhkan Ukraina di medan tempur. Mereka juga membahas dua pertemuan puncak yang akan datang, yakni KTT NATO pada bulan Juli di Washington dan KTT perdamaian di Swiss yang belum dijadwalkan tetapi akan berlangsung pada musim semi ini. Yermak mengatakan bahwa China, sekutu Rusia, dapat hadir, tetapi Ukraina tidak akan mengundang Rusia.
Iklim ketakutan
Dalam sebuah laporan baru, kantor HAM PBB mengatakan Rusia telah menciptakan iklim ketakutan di daerah-daerah Ukraina yang didudukinya. Berdasarkan lebih dari 2.300 wawancara dengan para korban dan saksi mata, laporan itu mengatakan bahwa pasukan Moskow memaksakan penggunaan bahasa Rusia dan tata kelola pemerintahan dasar Rusia, sambil menekan ekspresi budaya dan identitas Ukraina.
“Tindakan Federasi Rusia telah merusak tatanan sosial masyarakat dan membuat individu terisolasi, dengan konsekuensi mendalam dan berjangka panjang bagi masyarakat Ukraina secara keseluruhan,” kata Volker Turk, Komisaris Tinggi HAM PBB.
Laporan itu menambahkan, “Otoritas pendudukan menutup jaringan internet dan seluler Ukraina, saluran TV dan radio, dan mengalihkannya ke jaringan Rusia, yang memungkinkan kontrol atas informasi yang dapat diakses secara daring dan menghalangi masyarakat mendapatkan informasi secara bebas dari sumber berita independen, keluarga atau teman. Orang didorong untuk saling memberi informasi mengenai orang lain, membuat mereka takut bahkan terhadap teman dan tetangga mereka sendiri.” [uh/ns]
Forum