Satu lagi gelombang serangan udara menghantam daerah kantong pemberontak Suriah, Ghouta timur, Sabtu (24/2), menewaskan sedikitnya 24 orang dan meningkatkan jumlah korban sipil dalam satu pekan ini menjadi lebih 500 orang, termasuk lebih dari 120 anak-anak, kata kelompok pemantau yang berbasis di Inggris.
Pemantau Hak Azasi Suriahdan para saksi, Sabtu (2/2) mengatakan serangan pemboman selama sepekan oleh pemerintah Suriah dan Rusia itu tidak henti-hentinya sehingga petugas pertolongan pertama belum mendapat peluang untuk menghitung mayat.
“Korban mungkin lebih banyak lagi,” kata Siraj Mahmoud, juru bicara pertahanan sipil. “Kami tidak dapat menghitung korban jiwa kemarin atau sehari sebelumnya karena pesawat-pesawat tempur terus lalu-lalang di angkasa.”
Dalam salah satu serangan udara yang paling banyak menjatuhkan korban jiwa dalam perang tujuh tahun itu, kelompok pemantau tadi mengatakan serangan hari Sabtu (24/2) menyasar Douma, Hammouriyeh dan beberapa kota lain.
Baca juga: Utusan PBB Minta Gencatan Senjata Segera di Suriah
Warga yang bersembunyi di sarana medis organisasi amal dan lantai bawah tanah mengutuk serangan terhadap 12 rumah sakit di daerah Ghouta, satu-satunya basis besar pemberontak yang tersisa dekat ibukota Damaskus.
Belum ada tanggapan dari pemerintah Suriah. Tetapi pemerintah Suriah dan Rusia sebelumnya telah mengatakan mereka hanya mengejar militan dalam usaha menghentikan serangan mortar mereka terhadap Damaskus. [gp]