Pemberontak Suriah yang didukung oleh Turki telah menguasai sedikitnya empat desa dan satu kota dari pasukan Kurdi di Suriah utara, di tengah berbagai laporan bahwa serangan udara Turki telah merenggut nyawa sedikitnya 35 warga sipil di daerah tersebut.
Pengamat dari Syrian Observatory for Human Rights yang berkantor di Inggris mengatakan, dalam serangan hari Minggu (28/8), 20 orang tewas di desa Jub-al-Kousa, sementara 50 orang luka-luka di daerah yang dikuasai oleh milisi yang bersekutu dengan Pasukan Demokratik Suriah yang didukung Kurdi.
Organisasi hak asasi manusia itu mengatakan serangan udara lain menewaskan 15 warga sipil dan melukai 20 lainnya dekat kota Al-Armana.
Militer Turki hari Minggu mengatakan serangan udara di Suriah utara menewaskan 25 militan Kurdi dan membantah bahwa warga sipil juga tewas.
Pihak militer juga mengatakan berkomitmen untuk melindungi warga sipil berdasarkan hukum internasional.
Kantor berita pemerintah Turki Anadolu mengatakan militan Kurdi yang tewas adalah "anggota teroris" dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dan Partai Uni Demokratik Suriah (PYD) yang berbasis di Turki.
Militer Turki, bersama dengan sekutu pemberontak Suriah, telah memasuki hari kelima dalam upaya mereka mengusir pasukan Kurdi sekutu AS dan militan Negara Islam (ISIS) untuk keluar dari perbatasan kota Suriah Jarablus, yang berbatasan dengan Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam pidato hari Minggu bahwa penduduk Jarablus akan kembali ke rumah mereka setelah pasukan yang didukung Turki merebut kembali kekuasaan dari ISIS. Ia memuji angkatan bersenjata yang mengusir militan ISIS dari Jarabulus.
"Mereka menyerang kami dari luar perbatasan, kini mereka melarikan diri," kata Erdogan, menambahkan bahwa ia bertekad mengejar para teroris yang melarikan diri.
Serangan tiba-tiba militer Turki ke Suriah merupakan eskalasi dramatis keterlibatan Turki dalam perang saudara di Suriah.
Bentrokan ini meningkatkan kekhawatiran negara-negara Barat bahwa serangan militer Turki ke Suriah dimaksudkan, sebagian, untuk menarget pasukan Kurdi sekutu AS yang dikenal sebagai Unit Perlindungan Rakyat Kurdi, milisi YPG.
Amerika telah menggambarkan YPG sebagai salah satu sekutu paling efektif dalam memerangi ISIS, sementara Turki menuntut YPG mundur dari seluruh wilayah perbatasan yang direbut kembali dari ISIS. [zb]