Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di Gereja Internasional 'Keajaiban Rumah Tuhan' di ibukota Kenya itu. Polisi Kenya mengatakan kecil kemungkinan serangan tersebut terkait dengan kelompok Islam militan Al-Shabab.
Para pejabat mengatakan serangan hari Minggu di Gereja Internasional Keajaiban Rumah Tuhan menewaskan satu orang dan melukai 16 lainnya.
Juru bicara polisi Kenya, Eric Kiraithe, mengatakan kepada VOA, seorang penyerang bersenjata masuk ke gereja dengan berpura-pura sebagai jemaat, meledakkan granat dan kemudian melarikan diri.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah memiliki uraian rinci tentang sang tersangka yang melarikan diri itu. Polisi sedang menyelidiki motif di balik serangan itu dan mengingatkan agar tidak menyimpulkan serangan itu sebagai kekerasan sektarian atau militan.
Eric Kiraithe mengatakan ada petunjuk serangan itu mungkin terkait perselisihan internal di dalam gereja tersebut. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Serangkaian serangan semacam ini terjadi di Kenya setelah negara itu mengirim pasukan ke negara tetanggannya, Somalia, untuk memerangi kelompok Al-Shabab yang terkait dengan Al-Qaeda. Al-Shabab telah bersumpah akan membalas dengan melakukan serangan-serangan di Kenya.
Serangan hari Minggu itu terjadi enam hari setelah adanya peringatan dari kedutaan besar Amerika di Kenya mengenai kemungkinan serangan teroris di Nairobi. Kedutaan mengeluarkan pesan hari Senin lalu yang memberitahu warga Amerika agar tetap waspada.
Kedubes Amerika mengatakan pihaknya memiliki informasi yang kredibel tentang kemungkinan serangan terhadap hotel-hotel di Nairobi dan gedung-gedung penting pemerintah Kenya. Pernyataan itu mengatakan waktu serangan tidak diketahui, tetapi kedutaan memiliki alasan untuk percaya bahwa potensi serangan itu berada dalam tahap perencanaan terakhir.
Para pejabat mengatakan serangan hari Minggu di Gereja Internasional Keajaiban Rumah Tuhan menewaskan satu orang dan melukai 16 lainnya.
Juru bicara polisi Kenya, Eric Kiraithe, mengatakan kepada VOA, seorang penyerang bersenjata masuk ke gereja dengan berpura-pura sebagai jemaat, meledakkan granat dan kemudian melarikan diri.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah memiliki uraian rinci tentang sang tersangka yang melarikan diri itu. Polisi sedang menyelidiki motif di balik serangan itu dan mengingatkan agar tidak menyimpulkan serangan itu sebagai kekerasan sektarian atau militan.
Eric Kiraithe mengatakan ada petunjuk serangan itu mungkin terkait perselisihan internal di dalam gereja tersebut. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Serangkaian serangan semacam ini terjadi di Kenya setelah negara itu mengirim pasukan ke negara tetanggannya, Somalia, untuk memerangi kelompok Al-Shabab yang terkait dengan Al-Qaeda. Al-Shabab telah bersumpah akan membalas dengan melakukan serangan-serangan di Kenya.
Serangan hari Minggu itu terjadi enam hari setelah adanya peringatan dari kedutaan besar Amerika di Kenya mengenai kemungkinan serangan teroris di Nairobi. Kedutaan mengeluarkan pesan hari Senin lalu yang memberitahu warga Amerika agar tetap waspada.
Kedubes Amerika mengatakan pihaknya memiliki informasi yang kredibel tentang kemungkinan serangan terhadap hotel-hotel di Nairobi dan gedung-gedung penting pemerintah Kenya. Pernyataan itu mengatakan waktu serangan tidak diketahui, tetapi kedutaan memiliki alasan untuk percaya bahwa potensi serangan itu berada dalam tahap perencanaan terakhir.