Serial televisi komedi "Roseanne" awal Mei lalu mengundang kontroversi. Pasalnya serial itu mengangkat masalah Islamophobia dan bagaimana Roseanne, bintang utamanya dan keluarganya mengatasi pandangan bias mereka mengenai Islam dan Muslim. Selain Roseanne, ada sejumlah serial televisi yang berusaha mengatasi Islamophobia di Amerika.
Awalnya, Roseanne dan keluarganya berprasangka tetangga baru mereka yang Muslim memiliki niat jahat yang terselubung. Belakangan ia dan keluarganya sadar, kekhawatiran mereka yang berlebihan semata, karena pandangan mereka yang terbentuk oleh stereotype keliru yang berkembang di kalangan masyarakat Amerika
Roseanne pun meminta maaf dan kedua keluarga itu berusaha menjalin hubungan sebagaima keluarga-keluarga Amerika pada umumnya. Pesan utama film itu: agama yang dianut seseorang, termasuk Islam, tidak menunjukan jahat atau tidaknya seseorang.
Ini bukan kali pertama Roseanne mengangkat isu hangat. Bagi bintang utama serial itu, Roseanne Barr, Islamophobia merupakan topik yang patut diperbincangkan karena menyangkut masalah kemanusiaan.
“Saya berusaha masuk ke teritori baru. Saya berpendapat, kalau serial ini menghadirakn masalah imigran dan prasangka keliru mengenai mereka, kita menyentuh isu kemanusiian. Saya suka itu,” kata Roseanne Barr.
Berbagai kecaman muncul menyusul penayangan episode berjudul "Go Cubs" ini, namun tak sedikit pula yang menyampaikan pujian, termasuk dari Direktur Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR), Nihad Awad. Awad mengaku tertawa saat menyaksikan episode itu dan tergerak hatinya.
Awad mengatakan, ia menghargai usaha Roseanne mengangkat Islamophobia yang saat ini meningkat di Amerika. Islamophobia, katanya, mempengaruhi keluarga dan anak-anak Muslim di Amerika.
Produser bersama serial Roseanne, Dave Kaplan, mengakui, adalah Roseanne Barr sendiri yang mengusulkan gagasan untuk mengangkat isu itu. Alasannya adalah, salah satu serial komedi paling populer ini bisa mengajarkan toleransi dan kasih sayang antar sesama.
Respon positif juga muncul dari sejumlah pengamat dan pelaku bisnis media. Lynette Rice, editor Entertainment Weekly, mengatakan, “Saya berharap mereka terus menggali topik ini pada episode-episode berikutnya. Saya kira ada banyak potensi yang bisa digali. Cara Roseaanne menangani serial ini, mengungkapkan banyak hal mengenai dirinya.”
Menyusul serangan teroris 11 September 2001 di Amerika, semakin banyak imigran Muslim yang tinggal di Amerika menghadapi sikap bermusuhan dari lingkungan sosial. Sikap itu semakin menjadi-jadi menyusul serangan teror yang seolah tiada hentinya yang didalangi kelompok-kelompok Muslim radikal.
Islamophobia telah menjadi kata yang begitu terkenal dan bahkan fenomena dalam beberapa tahun terakhir. Pusat Pengawasan Eropa Mengenai Rasisme dan Xenophobia (EUMC) dan PBB mengakui dan memperingatkan mengenai masalah Islamophobia yang kian berkembang.
Mengingat media berperan besar dalam mempengaruhi pandangan masyarakat dan bahkan ikut membentuk stereotipe, sejumlah pelaku media di Amerika berusaha meluruskan pandangan keliru mengenai Islam dan Muslim.
Selain Roseanne, ada sejumlah serial televisi yang berusaha mengatasi Islamophobia di Amerika. Beberapa episode "Law & Order" dan "NYPD Blue", contohnya, mencoba mengonter stereotype yang keliru mengenai Islam dan Muslim. Dalam beberapa episode mereka, Muslim sering digambarkan sebagai pekerja keras, jujur dan korban rasisme. [ab/uh]
Sumber: NBC/ABC/Cinemablend