Lebih dari satu juta demonstran berdemo di sejumlah kota di Prancis pada Selasa (7/3) dalam aksi protes dan mogok kerja terbaru untuk menentang rencana pemerintah menaikan batas usia pensiun menjadi 64 tahun. Serikat pekerja menyerukan lebih banyak aksi protes pada akhir pekan ini seraya memperingatkan bahwa situasinya dapat berubah menjadi "tidak terkendali."
Pemerintah "harus menarik kembali rencananya," tuntut sejumlah serikat pekerja setelah menggelar pertemuan pada malam hari untuk menentukan arah dari aksi mereka.
Para serikat pekerja tersebut berharap bahwa aksi pada hari Selasa itu akan mengurangi pamor dari draf undang-undang yang ditunjukkan oleh Presiden Emmanuel Macron. Rancangan undang-undang tentang rencana kenaikan usia pensiun tersebut tengah diperdebatkan di Senat pada minggu ini.
"Kebisuan presiden merupakan masalah demokrasi akut yang dapat berujung pada pada situasi yang tidak terkendali," ujar sejumlah serikat pekerja dalam pernyataan bersama.
Mereka meminta diadakannya pertemuan khusus dengan pihak berwenang seraya mengajak masyarakat untuk tetap "melanjutkan dan memperkuat" aksi protes dan bergabung dalam aksi pada Sabtu (11/3) mendatang.
Sejumlah demonstran turun ke jalan di kota-kota seperti Paris, Marseille, Nice, dan sejumlah kota lainnya. Bentrokan kecil antara demonstran dan polisi terjadi di Nantes, Rennes dan Lyon. Di Paris sendiri, polisi menggunakan gas air mata untuk menghentikan demonstran yang berpakaian hitam yang tampak menyerang sejumlah bank dan toko. Polisi menghentikan mereka jauh setelah aksi protes selesai.
Kepala Kepolisian Paris Laurent Nunez mengatakan 43 orang telah ditahan dalam aksi protes yang berhasil menarik sekitar 81.000 massa. Kementerian Dalam Negeri mengatakan hampir 1,3 juta orang berdemo di seluruh wilayah Prancis. Sementara itu, serikat pekerja CGT mengatakan jumlah pendemo di Paris sendiri berkisar 700.000 orang dan mengestimasikan sekitar 3,5 juta orang turun ke jalan di seluruh Prancis.
Di Paris, para pekerja, keluarga dan sejumlah aktivis berkumpul dalam atmosfer yang menggembirakan di mana mereka meneriakan beberapa slogan dalam aksinya.
Survei publik menunjukkan bahwa banyak dari warga Prancis yang menolak rancangan undang-undang tersebut.
"Melihat banyak orang yang berkumpul hari ini memberikan saya harapan," ujar Sarah Durieux, 38. Durieux, yang merupakan seorang aktivis, mengatakan aksi protes tersebut telah meluas dari agenda awal, di mana kini aksi itu juga menarik perhatian para aktivis iklim, feminis dan juga pelajar.
"Gerakannya telah meluas karena untuk membela hak-hak pekerja berarti juga membela model sosial berdasarkan solidaritas," ujarnya. [rs]
Forum