Banyak keluarga mengajak anak-anak berlibur dan melakukan perjalanan selama beberapa hari atau beberapa pekan ketika liburan sekolah. Tetapi Tim dan Julie Rivernbark merencanakan liburan yang lebih panjang dengan kedua anak mereka – Tyler, 11 tahun, dan Kara 9 tahun. Keluarga ini melakukan perjalanan mengelilingi dunia selama satu tahun, dengan mengunjungi 30 negara.
Keluarga Rivenbarks tahu benar liburan seperti apa ingin mereka nikmati.
“Kami ingin melihat dunia sebanyak mungkin,” kata Julie.
Julie Rivenbark menambahkan, mereka segera merealisasikan keinginan itu.
“Kami mengunjungi Eropa, Afrika bagian selatan, dan kini kami hendak ke Asia. Jadi kami sudah mengunjungi beberapa kota besar seperti Dubai, Johannesburg, Roma dan Bangkok,” tambah Julie.
Mereka juga menghabiskan waktu di pedesaan, bermain kayak di Italia, terbang dengan balon di Myanmar, mendaki Everest Base Camp di Nepal dan safari di Afrika Selatan.
Tim Rivenbark – suami Julie – mengatakan, memperoleh teman baru merupakan salah satu pengalaman paling berharga dalam perjalanan ini,
“Orang-orang sangat ramah, menyambut dan mencintai anak-anak kami. Berinteraksi dengan mereka, mengetahui reaksi mereka ketika melihat anak-anak kami menikmati perjalanan di negara mereka, merupakan hal yang luar biasa. Kami menginformasikan di situs keluarga kami dan mereka memasang komentar dan masukan di situs kami itu. Jadi kami memperoleh masukan dan tanggapan dari orang-orang yang kami temui di sepanjang perjalanan ini”
Tyler yang berusia 11 tahun juga belajar dari orang-orang yang mereka temui.
“Di Afrika saya belajar bahwa orang-orang punya gaya hidup berbeda dibanding di Amerika,” kata Tyler.
Julie menyebut manfaat yang diperoleh kedua anaknya dengan menghabiskan waktu selama beberapa pekan di setiap negara tujuan mereka. Sang Ibu ini mengatakan,“Mereka benar-benar mengenali perbedaan-perbedaan di dunia yang tidak mungkin mereka bisa identifikasi jika hanya melakukan perjalanan selama 1-2 minggu ke negara-negara tersebut. Jadi saya kira, semakin lama perjalanan yang kami lakukan, semakin besar dampaknya pada pandangan mereka tentang dunia ini. Saya melihat mereka kini banyak berubah, meskipun mereka sendiri tidak menyadari hal itu.”
Julie Rivenbark mengatakan perjalanan mereka ke India selama lima minggu menyuguhkan pengalaman baru untuk Tyler dan adiknya Kara.
“India benar-benar berdampak pada cara mereka melihat dunia ini.
Mereka sadar dengan kemudahan yang ada di Amerika, kebersihannya, jalan sepi dimana kita bisa jalan kaki, mereka menganggap itu yang normal. Kini mereka harus waspada, menyikat gigi dengan air botol, berhati-hati dengan kebersihan makanan. Kami sudah menjalani kehidupan seperti itu selama tiga bulan. Hal lain yang sedang dipelajari Tyler, kami berdua belajar Mandarin karena enam minggu lagi, kami ada di China dan Taiwan. Jadi ia harus menguasai bahasanya,” kata Julie.
Sang putri, Kara, tahu hal itu penting.
“Di awalnya orang memahami bahasa Inggris. Tetapi setelah India, banyak orang yang tidak faham bahasa Inggris,” kata Kara.
Keluarga ini membutuhkan waktu satu tahun untuk mempersiapkan liburan ini dan menyederhanakan kehidupan merupakan hal pertama yang harus dilakukan. Mereka menjual rumah dan mobil, Julie berhenti bekerja sebagai asisten dokter dan Tim mengambil cuti di luar tanggungan dari kantornya. Sewaktu mereka melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain, satu-satunya barang yang dibawa adalah tas punggung yang tidak terlalu berat, pakaian yang mudah dicuci dan beberapa barang yang paling dibutuhkan.
“Semua yang kami bawa harus masuk dalam tas punggung kami. Jadi banyak hal-hal mendetail, seperti tinggal di iklim panas, jadi seperti musim panas yang tidak berakhir,” kata Tim.
“Ini pengalaman yang sangat membuka mata. Saya puas dengan barang-barang yang saya bawa di punggung. Saya tidak kehilangan kemudahan di rumah. Yang terpenting adalah kenang-kenangan yang diperoleh sebagai keluarga dan membawanya pulang,” kata Julie.
Tyler dan Kara membawa iPads mereka sehingga tetap bisa berhubungan dengan teman-teman dan berkomunikasi dengan guru-gurunya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Tyler juga membuat video-blog selama 365 hari”.
“Setiap hari saya mereka rekam di video tentang apapun yang kami lakukan. Saya satukan semua rekaman video itu dan mengeditnya sedikit demi sedikit. Saya akhirnya membuat satu video tentang semua yang telah kami lakukan dan memasangnya di YouTube sehingga semua orang bisa melihatnya,” jelas Tyler.
Masih banyak video yang akan dipasang di YouTube. Keluarga Rivenbark masih akan melakukan perjalanan selama enam bulan lagi. Mereka akan menuju ke Timur – mengunjungi Laos, Kamboja, Vietnam, China dan Australia.
Jika Anda tertarik mengikuti perjalanan mereka, kunjungi situs keluarga Rivenbark di earthtrekkers.com.