Tautan-tautan Akses

Setelah 8 Tahun, Sudan dan Iran Pulihkan Hubungan


Pemimpin de facto Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan (depan)
Pemimpin de facto Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan (depan)

Pemimpin de facto Sudan yang sekaligus Panglima Angkatan Darat Abdel Fattah al-Burhan pada hari Minggu (21/7) menerima duta besar Iran, dan mengirim duta besarnya sendiri ke Teheran. Hal ini mengukuhkan pemulihan hubungan kedua negara setelah terputus selama delapan tahun.

Sudan dan Iran pada Oktober lalu sepakat untuk melanjutkan hubungan diplomatik, ketika pemerintah yang didukung militer berebut sekutu selama perang dengan Pasukan Pendukung Cepat (RSF).

Pemerintah Sudan yang loyal pada tentara dalam perlawanan selama 15 tahun melawan RSF, mengumumkan bahwa Burhan telah menerima Hassan Shah Hosseini di Port Sudan, sebagai Duta Besar Iran Untuk Sudan yang baru. Kota di Laut Merah itu telah menjadi pusat pemerintahan de facto Sudan sejak Khartoum dilanda pertempuran.

Wakil Menteri Luar Negeri Hussein Al-Amin mengatakan, “Ini merupakan awal tahap baru dalam hubungan bilateral antar kedua negara,” saat mengirim Abdelaziz Hassan Saleh sebagai Duta Besar Sudan Untuk Iran.

Sudan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran tahun 2016 untuk menunjukkan solidaritas dengan Arab Saudi setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran diserang sekelompok orang, pasca eksekusi seorang ulama Syiah terkemuka di negara Kerajaan itu. Beberapa negara sekutu Arab Saudi di kawasan itu juga ikut memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran ketika itu.

Namun pada bulan Maret 2023 lalu, Riyadh dan Teheran mengumumkan pemulihan hubungan mereka pasca tercapainya perjanjian yang dimediasi China.

Sejak saat itu Iran berupaya memperkuat atau memulihkan hubungan dengan negara-negara Arab tetangganya.

Beberapa kekuatan asing telah mendukung kekuatan lawan politik Sudan sejak berkecamuknya perang di negara itu pada April 2023. Sudan mengusir diplomat Uni Emirat Arab (UEA) pada bulan Dsesember dengan tuduhan bahwa negara Teluk itu ikut memasok senjata ke RSF. UEA membantah ikut memihak dalam konflik tersebut.

Mesir dan Turki Dukung Militer Sudan

Amerika pada bulan Februari lalu menyampaikan keprihatinan atas laporan pengiriman senjata oleh Iran ke pihak militer Sudan. Sekitar waktu itu tentara Sudan berhasil berebut kembali beberapa wilayah setelah berbulan-bulan mengalami kekalahan dari RSF.

Sudan baru-baru ini juga semakin dekat dengan Rusia, yang menurut sejumlah pakar telah mempertimbangkan kembali hubungan sebelumnya dengan RSF yang memiliki hubungan dengan Rusia lewat kelompok tentara bayaran Wagner.

Di bawah pemerintahan mantan orang kuat Omar Al Bashir, yang digulingkan pada tahun 2019, Sudan mengembangkan hubungan dekat dengan Iran.

Perang saudara di Sudan telah menewaskan puluhan ribu orang. Utusan Khusus AS Untuk Sudan Tom Perriello memperkirakan jumlah korban tewas sudah mencapai 150 ribu orang. Krisis ini juga ikut menciptakan krisis pengungsian terburuk di dunia, di mana PBB memperkirakan lebih dari 11 juta warga Sudan telah terpaksa meninggalkan rumah mereka. Hal ini menjerumuskan negara itu ke ambang kelaparan akut. [em/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG