Setelah debat pertama calon presiden Amerika Senin malam (26/9), Wakil Presiden Amerika Joe Biden tanpa buang waktu, berkampanye untuk calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton. Biden mengecam calon presiden dari Partai Republik Donald Trump.
Berbicara di Drexel University, Philadelphia, negara bagian Pennsylvania, hari Selasa, Biden mengecam komentar Trump dalam acara debat, dengan mengemukakan bahwa krisis perumahan tahun 2008 justru memberi peluang bisnis yang baik bagi miliarder real estate itu.
Biden mengatakan, "Dialah orang yang menyatakan ingin menjadi presiden, dan melihat peluang bisnis yang baik dari pasar perumahan yang hancur. Kata-katanya tidak bisa diterima. Dengar ya… saya sudah berkarir selama delapan presiden, ada hal-hal yang saya setujui dan tidak setujui. Tetapi selama saya mengabdi, setiap presiden, termasuk presiden dari Partai Republik, mempunyai landasan moral yang dijunjung sebagai orang Amerika, memahami apa yang seharusnya kita lakukan, mengenai hak-hak asasi. Bayangkan jika Presiden Ronald Reagan mengatakan, adalah bisnis yang baik untuk mengambil keuntungan dari penderitaan orang. Mengharapkan terjadinya kesusahan itu. Orang seperti apa yang berbicara seperti itu? Dan orang itu ingin menjadi presiden Amerika?"
Biden juga mengecam keras Trump soal pajak. Dalam debat, Clinton menuduh Trump tidak membayar pajak penghasilan. Trump secara spontan menanggapi dengan mengatakan "Itu berarti saya pintar."
Menurut Biden, apa yang dikatakan Trump itu adalah tamparan bagi orang-orang yang bekerja keras dan membayar pajak. Biden mengatakan, bisnis yang baik, yang ia ketahui, adalah orang-orang yang bekerja keras, menyediakan barang dan jasa dan membayar pajak.
Sementara itu, Ketua DPR Amerika Paul Ryan, yang mendukung Trump, kepada wartawan mengatakan, Hillary Clinton membela status quo, yang tidak disenangi oleh 70 persen warga Amerika. Menurutnya, Trump memberi suara baru bagi orang-orang yang tidak menyenangi status quo. [ka/ds]