Komisi kehakiman Afrika Selatan yang menyelidiki korupsi selama sembilan tahun presiden Jacob Zuma menjabat, hari Senin kembali bersidang setelah vakum tiga bulan akibat pandemi virus corona.
Selama hampir dua tahun, komisi tersebut - diketuai wakil hakim agung Raymond Zondo - mendengar kesaksian dari para menteri, mantan menteri, pejabat pemerintah, anggota DPR dan eksekutif bisnis.
Banyak yang memberi bukti yang memberatkan Zuma, dengan menggambarkan masa jabatannya sebagai penjarahan massal aset negara.
Zuma dipaksa mundur pada Februari 2018 karena skandal korupsi yang berpusat di sekitar keluarga bisnis migran India, Gupta, yang mendapat kontrak yang menguntungkan dengan perusahaan negara dan diduga bahkan dapat memilih menteri kabinet.
Hari Senin, komisi itu kembali mendengar kesaksian atas dugaan korupsi di perusahaan kereta api milik negara Prasa dan menanyai mantan ketua dewan, Popo Molefe. Zondo mengatakan, setelah "banyak bukti diberikan" tentang bagaimana perusahaan milik negara dijarah, ia kini akan mencari tahu apakah DPR gagal dalam fungsinya mengawasi eksekutif.
Komisi itu akan terus menjabat sampai Maret 2021.
Pengganti Zuma, Cyril Ramaphosa, bertekad memberantas korupsi di Afrika Selatan, yang telah dipimpin partai ANC sejak Nelson Mandela berkuasa pada tahun 1994 pasca apartheid.[ka/lt]