Tautan-tautan Akses

Shehbaz Sharif akan Dilantik sebagai PM Pakistan untuk Kedua Kali


Mantan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berbicara saat konferensi pers terkait pemilihan parlemen, di Lahore, Pakistan, Selasa, 13 Februari 2024. (Foto: AP)
Mantan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif berbicara saat konferensi pers terkait pemilihan parlemen, di Lahore, Pakistan, Selasa, 13 Februari 2024. (Foto: AP)

Politisi Pakistan Shehbaz Sharif pada Minggu (3/3) ditetapkan menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya dalam pemungutan suara oleh parlemen yang baru dibentuk di negara itu. Keputusan itu diambil tiga minggu setelah pemilu nasional yang tidak menentu menyebabkan pembentukan pemerintahan koalisi.

Pakistan menggelar pemungutan suara pada 8 Februari. Namun pesta demokrasi tersebut diwarnai oleh insiden penutupan koneksi internet seluler pada hari pemilihan; penangkapan dan kekerasan yang terjadi; dan hasil yang sangat tertunda, sehingga menimbulkan tuduhan bahwa pemungutan suara tersebut dicurangi.

Sharif akan kembali ke jabatannya hingga Agustus ketika parlemen dibubarkan menjelang pemilu dan pemerintahan sementara mengambil alih kekuasaan.

Pemungutan suara di parlemen negara itu, yang pertama kali diadakan pada Kamis, akan dilaksanakan di tengah keamanan yang sangat ketat. Para kandidat yang didukung oleh mantan perdana menteri yang dipenjara, Imran Khan, mengecam hasil pemilihan dan mendesak pembebasan.

Sharif, yang berusia 72 tahun, adalah saudara dari Nawaz Sharif, yang menjabat sebagai perdana menteri Pakistan sebanyak tiga kali. Nawas Sharif adalah tokoh yang memimpin kampanye pemilihan partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N).

Kandidat yang didukung oleh Khan memperoleh kursi terbanyak, tetapi PML-N dan Partai Rakyat Pakistan sepakat untuk membentuk pemerintahan koalisi, yang memungkinkan Shehbaz Sharif terpilih sebagai perdana menteri ketika saudaranya mengundurkan diri.

Pada periode sebelumnya, pemerintahan Sharif berhasil menjalin kesepakatan penting dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, proses tersebut dihadapkan pada tantangan, dan langkah-langkah yang diambil sesuai dengan perjanjian tersebut menyebabkan kenaikan harga dan menambah beban pada rumah tangga kelas menengah serta masyarakat yang kurang mampu. Kesepakatan itu sendiri akan berakhir pada April.

Pemerintahan baru harus segera memulai pembicaraan dengan IMF mengenai perjanjian berikutnya guna menopang perekonomian negara dan juga mengatasi meningkatnya ketidakpuasan atas kemiskinan yang semakin parah. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG