India bersiap menghadapi Siklon Tauktae, yang diperkirakan menghantam pesisir barat negara itu pada Senin (17/5) malam. Ribuan orang telah dievakuasi dan program vaksinasi COVID ditutup di beberapa daerah.
India telah melaporkan ratusan ribu infeksi baru COVID selama berpekan-pekan dan ada kekhawatiran bahwa sementara orang-orang mengungsi dari siklon itu, tempat mengungsi mereka menjadi lokasi peristiwa perebakan COVID besar-besaran. Virus corona mudah menyebar sewaktu orang berada dalam jarak dekat.
Para pejabat berbagai organisasi bantuan kemanusiaan juga memperingatkan bahwa gempuran Israel terhadap Gaza dapat mengakibatkan daerah itu menjadi lokasi perebakan besar-besaran sewaktu warga Gaza berlindung dari serangan udara ke tempat-tempat yang penuh sesak. Tes dan vaksinasi COVID di Gaza telah terhenti karena serangan-serangan tersebut.
Di AS, pakar penyakit menular terkemuka Dr. Anthony Fauci mengatakan pandemi telah menyingkapkan “dampak rasisme yang tidak terbantahkan” karena komunitas warga nonkulit putih terpukul lebih parah oleh virus itu daripada komunitas warga kulit putih. Fauci mengatakan bahwa “COVID-19 telah menyoroti kegagalan masyarakat kita sendiri.”
Ia mengatakan demikian pada hari Minggu (16/5) dalam pidato wisuda di Emory University, Atlanta. Pidatonya menyoroti isu kesenjangan akses ke layanan kesehatan di kalangan kelompok minoritas di berbagai penjuru AS.
Dalam jumlah yang tidak proporsional, warga kulit hitam, Hispanik dan Indian bekerja di berbagai bidang yang dianggap “esensial”, membuat mereka terpapar virus corona, kata Fauci. Selain itu, kelompok-kelompok ini lebih besar kemungkinannya memiliki penyakit penyerta – seperti diabetes, darah tinggi, obesitas – yang meningkatkan kemungkinan mereka jatuh sakit jika terpapar virus corona.
“Sangat sedikit” di antara kondisi tersebut yang memiliki faktor penentu rasial, kata Fauci, tetapi “hampir semuanya terkait dengan faktor penentu sosial kesehatan yang berasal dari kondisi kesehatan tidak menguntungkan yang dialami sebagian warga nonkulit putih sejak lahir, terkait ketersediaan pilihan makanan yang memadai, akses ke layanan kesehatan dan dampak rasisme yang tak terbantahkan di dalam masyarakat kita.”
Fauci meminta para sarjana itu menjadi bagian dari solusi untuk mengoreksi ketimpangan yang terungkap oleh pandemi.
Di Jepang, para pejabat melanjutkan rencana penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas di Tokyo yang telah ditangguhkan tahun lalu, terlepas dari lonjakan kasus COVID di sana. Namun, hasil survei Asahi Shimbun, satu dari lima surat kabar nasional di Jepang, yang diterbitkan Senin, mengungkapkan bahwa lebih dari 80 persen warga Jepang menentang pesta olahraga itu.
“Saya salah seorang di antara yang 80 persen itu. Menurut saya Olimpiade harus ditunda. Begitu sulitnyakah menundanya?” tanya Sumiko Usui, seorang warga Tokyo.
Menurut survei itu juga, 43 persen menginginkan Olimpiade dibatalkan, 40 persen menginginkan ditunda kembali. Hanya 14 persen yang menginginkan Jepang tetap menjadi tuan rumah Olimpiade pada musim panas ini. Para pakar medis dan aktivis menyatakan Olimpiade akan mengalihkan sumber daya medis yang sangat diperlukan dari rumah sakit ke pesta olah raga tersebut.
Kementerian kesehatan India, Senin (17/5), menyatakan telah mencatat 281.386 kasus baru COVID dalam periode 24 jam terakhir, jumlah kasus terendah sejak 15 April.
Johns Hopkins Coronavirus Resource Center menyatakan 162.788.478 kasus COVID global tercatat pada Senin (17/5) pagi. AS mencatat 32,9 juta kasus, India 24,7 juta dan Brasil 15,6 juta kasus. [uh/ab]