Pertunjukan udara dua tahunan Singapura, yang biasa dikenal sebagai Singapore Air Show, dibuka Selasa (15/2) dalam skala yang lebih kecil daripada sebelum pandemi.
Karena pembatasan terkait penanggulangan pandemi, masyarakat umum tidak diperbolehkan menghadiri acara selama tiga hari itu, tetapi sekitar 600 peserta pameran menunjukkan produk dan layanan mereka. Jumlah peserta pameran itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan pelaksanaan terakhir acara itu pada Februari 2020. Saat itu, ada 930 perusahaan terlibat.
Situasi ini tidak mencerminkan kondisi dunia penerbangan saat ini. Setelah wabah virus corona hampir melumpuhkan perjalanan udara, para ahli mengatakan pasar penerbangan berangsur pulih. Belanja pertahanan udara banyak negara meningkat, begitupun halnya bisnis penerbangan komersial, meskipun gelombang terbaru dari infeksi yang didorong oleh omicron melanda Asia dan belahan dunia lainnya.
Mereka yang menghadiri pertunjukan harus mematuhi aturan virus corona yang ketat termasuk tes reguler COVID-19 dan kemungkinan isolasi bagi mereka yang ditemukan terinfeksi virus corona.
Singapore Air Show dimulai pada tahun 2008. Biasanya menarik para eksekutif perusahaan senior dari perusahaan penerbangan dan delegasi dari negara-negara di seluruh dunia. Sekitar 13.000 orang diperkirakan akan menghadiri acara tahun ini, kurang dari setengah dari 30.000 yang berkunjung pada tahun 2020.
Banyak perusahaan China tidak mengikuti acara tahun ini, kemungkinan karena kebijakan "zero-COVID" Beijing yang melibatkan karantina yang panjang.
Peserta utama pameran tahun ini termasuk Boeing, Airbus dan Lockheed Martin. Pesawat jet berbadan lebar terbaru Boeing, 777X, melakukan debutnya di Asia pada pameran tahun ini, dengan mendemonstrasikan manuver udara selama pertunjukan penerbangan harian. [ab/uh]
