Singapura meminta Kedutaan Besar Israel di negara kota tersebut menghapus postingan media sosial yang dinilai “rawan” mengenai Palestina selama akhir pekan setelah memperingatkan bahwa hal tersebut dapat mengobarkan ketegangan, kata Menteri Dalam Negeri Singapura, Senin (25/3).
Perang Israel-Hamas dan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza sejak serangan militan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober telah menimbulkan perbedaan pendapat di seluruh dunia.
Postingan tersebut dilaporkan mengatakan, Israel disebut sebanyak 43 kali dalam Al-Qur'an, sementara Palestina -- nama yang diberikan orang Palestina untuk negara yang mereka harap akan menjadi negara merdeka dan berdaulat -- tidak disebutkan, menurut media lokal.
Menteri Dalam Negeri K. Shanmugam mengatakan dia meminta Kementerian Luar Negeri Singapura untuk memberitahu Kedutaan Israel agar menghapus postingan yang dibuat pada hari Minggu itu setelah mengetahui hal tersebut, yang segera dilakukan oleh kedutaan itu.
"Postingan di halaman media sosial Kedutaan Israel itu benar-benar tidak dapat diterima. Saya sangat kecewa ketika diberitahu tentang hal itu," kata Shanmugam kepada wartawan, menurut transkrip.
"Ini tidak sensitif dan tidak pantas. Ini berisiko merusak keselamatan, keamanan, dan keharmonisan kita di Singapura."
Shanmugam mengatakan postingan itu telah dihapus.
“Postingan seperti ini dapat... mengobarkan ketegangan, dan dapat membahayakan komunitas Yahudi di sini. Kemarahan akibat postingan tersebut berpotensi meluas ke ranah fisik,” tambahnya.
Kedutaan Israel tidak dapat dihubungi AFP untuk dimintai komentar.
Singapura mengutuk serangan Hamas terhadap Israel namun juga mengatakan bahwa respons militer Israel “kini sudah keterlaluan”.
Postingan tersebut tampaknya diunggah dalam konteks perang antara Israel dan Hamas, yang dimulai setelah serangan militan yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di pihak Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan para militan, yang juga menyandera sekitar 250 orang, yang Israel yakini sekitar 130 orang di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 33 orang diperkirakan tewas.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada hari Minggu menyebutkan total korban tewas di wilayah tersebut sebanyak 32.226 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. [ab/uh]
Forum