Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2011 diberikan kepada presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, pegiat perdamaian Liberia Leymah Gbowee, dan penganjur hak asasi Yaman Tawakkul Karman.
Komite Hadiah Nobel mengumumkan hal itu hari Jumat di Oslo, dengan mengatakan, ketiga perempuan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian karena perjuangan tanpa kekerasan mereka bagi keselamatan perempuan dan hak-hak perempuan.
Ketua Komite Thorbjoern Jagland memuji kerja ketiga pemenang, dengan menegaskan “kita tidak dapat mencapai perdamaian lestari di dunia selama perempuan tidak menikmati hak yang sama dengan laki-laki.”
Ellen Johnson Sirleaf, usia 72 tahun, menjadi presiden perempuan pertama Afrika yang dipilih secara demokratis tahun 2005. Komite Hadiah Nobel memuji upayanya untuk menciptakan perdamaian, memajukan pembangunan sosial dan ekonomi, dan memperkuat posisi perempuan.
Sirleaf yang sedang melakukan kampanye menjelang pemilihan presiden hari Selasa mengatakan, Hadiah Nobel itu merupakan pengakuan atas perjuangan bertahun-tahun bagi keadilan, keadilan, perdamaian dan pembangunan.
Leymah Gbowee yang berumur 39 tahun membantu mengakhiri perang saudara Liberia dengan mendorong perempuan Islam dan Kristen ikut dalam serangkaian pemogokan. Tahun 2002 Gbowee menggerakkan perempuan Liberia untuk ikut dalam pemogokan seks sampai kekerasan berakhir. Gbowee mengatakan, hadiah ini adalah Nobel untuk seluruh perempuan di Afrika.
Aktivis dan jurnalis Tawakkul Karman yang berumur 32 tahun dipuji karena memegang peran perintis dalam perjuangan bagi hak perempuan dan bagi demokrasi dan perdamaian di Yaman. Karman yang menjadi salah satu tokoh utama pergolakan Musim Semi Arab mengatakan kepada wartawan, Hadiah Nobel ini merupakan kemenangan bagi pergolakan rakyat Yaman menentang presiden Ali Abdullah Saleh.