Sementara sebagian besar protes berlangsung damai, beberapa siswa ditahan pada malam hari setelah melempar batu dan botol ke arah polisi yang menghadang mereka dengan kendaraan-kendaraan dan menembakkan peluru karet, menurut pengamat di tempat kejadian pada saat terjadi bentrokan.
Polisi mencegah para demonstran memasuki lapangan Tahrir, pusat protes massal pada tahun 2011 dan 2013.
Hari Minggu (26/6), meskipun dilakukan penangkapan beberapa pejabat bidang pendidikan awal bulan ini sehubungan dengan skandal itu, pertanyaan dan jawaban ujian nasional muncul di internet atau online, yang dapat diakses oleh beberapa siswa melalui ponsel.
Abdel Rahman Yousseff seorang siswa senior SMA dalam protes itu mengatakan, “Seorang siswa di depan saya mengeluarkan ponselnya ketika sedang ujian. Dia berhasil menyelundupkannya dan lolos dari deteksi. Mesin deteksi itu tidak bekerja.”
Departemen Pendidikan Mesir membatalkan hasil ujian dan menjadwalkan kembali ujian lainnya dalam mata pelajaran lain. Para siswa mengeluh ujian lainnya juga terganggu oleh orang tidak dikenal dan beroperasi secara online, namun mengaku melakukan hal itu sebagai protes terhadap kegagalan sistem sekolah. [sp]