SOLO —
Sekitar 50 anak berseragam warna merah putih duduk membentuk lingkaran di halaman Sekolah Dasar Joglo 76 Kadipiro, Selasa pagi (18/12), memegang poster bergambar korban penembakan massal di Amerika dan untaian bunga tanda berduka.
Beberapa siswa tak kuasa meneteskan air mata. Salah seorang siswa sekolah tersebut, Amar, mengaku sedih melihat tragedi penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook, Newtown di negara bagian Connecticut akhir pekan lalu. Apalagi para korbannya adalah anak-anak seusianya, kata Amar.
“Tadi doa bersama untuk korban tragedi SD Sandy Hook di Amerika serikat. Saya merasa sedih dengan tragedi itu,” ujarnya.
Aksi solidaritas siswa tersebut didampingi para guru sekolah. Lantunan doa dan harapan menggema di sekolah ini. Kepala sekolah SD Negeri Joglo 76 Kadipiro, Kustinah mengungkapkan aksi ini untuk melatih sikap simpati dan empati para siswa SD ini pada tragedi kemanusiaan yang terjadi.
Menurut Kustinah, korban penembakan di SD Sandy Hook Amerika Serikat mayoritas juga seusia para siswa SD di Solo ini.
“Ini supaya anak-anak itu memiliki empati dengan tragedi kemanusiaan. Yang terjadi di Amerika Serikat kemarin itu korbannya kan teman-teman sebaya siswa di SD ini. Aksi ini ungkapan simpati anak-anak di sekolah ini. Ini salah satu cara untuk mendidik anak agar ikut merasakan penderitaan sesamnya, ikut peduli,” ujar Kustinah.
Dalam aksinya tersebut, para siswa dan guru di SD Joglo 76 Solo ini menyatakan harapan agar tragedi penembakan di Amerika Serikat tidak terjadi di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, 20 anak dan enam orang dewasa tewas dalam penembakan di sekolah di kota kecil Newtown. Pihak berwenang mengatakan penembak, Adam Lanza, yang berusia 20an tahun, menembak diri sendiri ketika polisi mendekati sekolah tersebut.
Beberapa siswa tak kuasa meneteskan air mata. Salah seorang siswa sekolah tersebut, Amar, mengaku sedih melihat tragedi penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook, Newtown di negara bagian Connecticut akhir pekan lalu. Apalagi para korbannya adalah anak-anak seusianya, kata Amar.
“Tadi doa bersama untuk korban tragedi SD Sandy Hook di Amerika serikat. Saya merasa sedih dengan tragedi itu,” ujarnya.
Aksi solidaritas siswa tersebut didampingi para guru sekolah. Lantunan doa dan harapan menggema di sekolah ini. Kepala sekolah SD Negeri Joglo 76 Kadipiro, Kustinah mengungkapkan aksi ini untuk melatih sikap simpati dan empati para siswa SD ini pada tragedi kemanusiaan yang terjadi.
Menurut Kustinah, korban penembakan di SD Sandy Hook Amerika Serikat mayoritas juga seusia para siswa SD di Solo ini.
“Ini supaya anak-anak itu memiliki empati dengan tragedi kemanusiaan. Yang terjadi di Amerika Serikat kemarin itu korbannya kan teman-teman sebaya siswa di SD ini. Aksi ini ungkapan simpati anak-anak di sekolah ini. Ini salah satu cara untuk mendidik anak agar ikut merasakan penderitaan sesamnya, ikut peduli,” ujar Kustinah.
Dalam aksinya tersebut, para siswa dan guru di SD Joglo 76 Solo ini menyatakan harapan agar tragedi penembakan di Amerika Serikat tidak terjadi di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, 20 anak dan enam orang dewasa tewas dalam penembakan di sekolah di kota kecil Newtown. Pihak berwenang mengatakan penembak, Adam Lanza, yang berusia 20an tahun, menembak diri sendiri ketika polisi mendekati sekolah tersebut.