Di sejumlah tempat, perayaan ini berlangsung Senin, di tempat-tempat lainnya Selasa. Tanggal pelaksanaannya berubah setiap tahun tergantung pada hasil perhitungan posisi bulan. Situasi sulit memaksa banyak Muslim memodifikasi tradisi tersebut.
Menjelang Idul Adha, pasar-pasar ternak, di negara-negara yang banyak penduduknya beragama Islam, ramai dikunjungi. Namun di sejumlah negara, para pedagang mengeluhkan penjualan yang lesu.
"Bisnis lesu. Kadang kami tidak mampu memenuhi pengeluaran selama perayaan Idul Adha. Kalau kami jual ternak sekarang, kami akan terpaksa menjualnya dengan harga murah,” kata Gul Ahmad, pedagang di Afghanistan.
Namun, banyak orang tidak mampu membeli hewan kurban. Di Suriah yang dikoyak perang, harga domba naik luar biasa tinggi.
"Tahun lalu, saya hampir tidak bisa membeli. Kini, harganya tak terjangkau. Saya mungkin harus membatalkan niat saya berkurban,” kata Abou Ziad, seorang Muslim di Damaskus, Suriah.
Para pedagang ternak di Nigeria mengatakan, banyak pelanggannya kini berpatungan membeli hewan kurban.
Khabir Mansur Ashura, seorang pedagang Nigeria mengatakan, "Seorang ayah dengan keluarga besar, contohnya, bukannya membeli domba jantan seharga 95 dolar, malah patungan dengan teman-teman kerjanya atau dengan orang-orang di pasar untuk membeli sapi. Ukurannya lebih besar dan dagingnya lebih banyak.”
Membeli daging dan bukannya hewan kurban untuk merayakan Idul Adha sama artinya dengan melupakan kebiasaan menyembelih hewan kurban. Namun, menurut Abduol-Raque, seorang Muslim di Gabon, Idul Adha adalah hari berbagi.
"Ketika kita menyembelih domba, dagingnya bukan hanya untuk kita. Kita berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu membelinya. Kita harus berkorban.”
Turki memenuhi kewajiban ini dengan serius dan telah mengirim pangan. sandang, dan suplai-suplai lain ke Jalur Gaza, setelah membuat kesepakatan dengan Isarel untuk mengirimkan bantuan ke wilayah yang diblokade itu. Pengiriman terakhir, hari Minggu, menyertakan sejumlah sepeda.
"Kami di sini untuk membagi-bagikan sepeda di Gaza karena Idul Adha. Kami ingin membuat anak-anak bahagia, dan kami ingin menunjukkan kami mendukung rakyat Palestina,” kata Sinana Deridree, Kepala Palang Merah Turki.
Sebuah tradisi lain yang berubah tahun ini adalah perjalanan ibadah haji umat Islam. Ribuan warga Iran pergi kota suci Karbala di Irak, bukannya ke Mekah di Arab Saudi, di mana tahun lalu ratusan warga Iran tewas akibat tragedi berdesak-desakan. [ab/lt]