Pelatih tim nasional sepak bola putri Kanada, Bev Priestman, pada Minggu (28/7) meminta maaf atas skandal mata-mata yang telah mengganggu perjuangan mereka di Olimpiade Paris dan berjanji akan bekerja sama dalam upaya penyelidikan.
Priestman mengatakan, dia “sangat sedih” bagi para pemainnya, dalam sepucuk surat yang dikeluarkan para pengacaranya dan dipublikasikan oleh media Kanada.
Surat itu dirilis hanya sesaat sebelum tim tersebut, yang merupakan juara bertahan Olimpiade, mengklaim kemenangan dramatis 2-1 atas tuan rumah Prancis, untuk memastikan harapan mereka tetap hidup di Olimpiade Paris.
Kanada dikurangi enam poin oleh FIFA dan pelatih Priestman diskors satu tahun setelah seorang anggota staf menggunakan drone untuk memata-matai sesi latihan tim musuh mereka pada pekan lalu.
Anggota staf itu, analis Joey Lombardi, dijatuhi penangguhan penahanan selama delapan bulan dan dikirim pulang dari Olimpiade bersama asisten pelatih Jasmine Mander dan Priestman.
Priestman, warga negara Inggris, juga diskors oleh Kanada sebelum FIFA menjatuhkan putusannya.
Hukuman tersebut membuat Kanada hanya memiliki nilai nol setelah dua pertandingan di Grup A Olimpiade tersebut, meskipun memenangkan kedua pertandingan sejauh ini.
Mereka memulai perjuangannya dengan kemenangan 2-1 melawan Selandia Baru, tim yang sesi latihannya menjadi target dari aksi drone tersebut. [ns/ka]
Forum