Setahun sebelum Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan berlangsung, para penyelenggara ingin menarik perhatian pada Olimpiade pertama di negara itu setelah 30 tahun.
Namun mereka harus bersaing dengan cerita yang lebih besar -- skandal politik yang menjatuhkan Presiden Park Geun-hye. MInggu depan, Mahkamah Konstitusi Korea Selatan mulai mengkaji pemakzulannya oleh Majelis Nasional. Orang di pusat skandal itu dan sahabat lama Park, Choi Soon-sil, sedang diadili atas tuduhan-tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan penipuan.
Gerakan sukses yang diinspirasikan oleh dugaan kaitan korupsi antara Park dan Choi, dimana ratusan ribu demonstran menuntut pengunduran diri presiden, memberi harapan perubahan di Korea Selatan, ujar Yang Myungji, asisten profesor ilmu politik di University of Hawaii di Manoa.
Namun jika Park dan Choi tidak mendapat hukuman yang layak, ujar Yang, harapan itu bisa hancur, dan bayangannya akan terus menggantungi negara itu menjelang Olimpiade Musim Dingin.
"Jika hukuman mereka ringan, saya kira orang-orag akan sangat frustrasi, dan mereka lagi-lagi akan merasa tidak ada harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan keadilan atau persamaan," ujar Yang.
Yang mengatakan perkembangan politik negara ini, yang bergantung pada hasil pemakzulan Park dan pemilihan presiden tahun depan, juga dapat mempengaruhi suasana hati.
Sebelum skandal, Pyeongchang sudah kesulitan mempromosikan diri sebagai resor ski terpencil di provinsi Gangwon di timur laut, yang luasnya mencapai Korea Utara dan menyebut diri sebagai provinsi terbelah satu-satunya di dunia.
Korea Selatan juga tidak dikenal atas keahlian dalam olahraga musim dingin, meskipun sering mendapat medali untuk seluncur cepat di kompetisi-kompetisi internasional.
Gubernur Gangwon, Choi Moon-soon, mengatakan kepada Yonhap News bahwa skandal politik itu mengalihkan perhatian dari promosi Olimpiade di pedesaan Pyeongchang, yang dua kali gagal menjadi tuan rumah sampai akhirnya berhasil pada 2011.
"Kami sedang pada tahap akhir persiapan, tapi sulit menciptakan ledakan untuk Olimpiade karena dibayangi situasi politik. Adalah prioritas kita untuk meningkatkan ketertarikan nasional dan global tahun depan," ujar Choi. [hd]