Slovakia berencana memberlakukan pembatasan aktivitas baru bagi para warganya yang tidak divaksinasi sebagai bagian dari upaya untuk menekan lonjakan baru infeksi virus corona yang telah menyebabkan situasi "kritis" di rumah-rumah sakit di negara tersebut, demikian pernyataan perdana menteri Slovakia pada Selasa (16/11).
Perdana Menteri Eduard Heger mengatakan pemerintahnya akan memberikan suara pada Kamis (18/11) atas proposal terbaru yang disusun oleh kelompok penasihat ahli medis yang akan berlaku efektif selama tiga minggu.
Di antara langkah-langkah yang diusulkan, mereka yang belum divaksinasi akan dilarang memasuki semua toko yang tidak esensial, pusat perbelanjaan, pusat kebugaran, kolam renang, dan hotel.
Mereka juga tidak akan diizinkan menghadiri pertemuan publik secara massal seperti acara-acara olahraga.
“Situasi di sejumlah rumah sakit sangat kritis,” kata Heger, sekaligus menambahkan bahwa beberapa rumah sakit sudah membatasi pasien COVID-19 di unit perawatan intensif mereka dan memindahkan pasien baru ke fasilitas lain.
Orang yang tidak divaksinasi dapat masuk ke tempat kerja mereka dengan bukti tes COVID-19 yang menyatakan bahwa mereka tidak terpapar oleh virus tersebut.
Jika situasinya tidak membaik dalam tiga minggu mendatang, pemerintah siap untuk memberlakukan lebih banyak pembatasan, kata perdana menteri.
Ia juga mendesak warga Slovakia yang belum divaksinasi untuk segera mendapatkan suntikan vaksin.
Jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit naik menjadi 2.826, di mana 225 orang diantaranya menjalani perawatan di rumah sakit. Jumlah tersebut hanya menunjukkan data pada Senin (15/11) saja, kata Kementerian Kesehatan.
Lebih dari 81 persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit belum sepenuhnya divaksinasi. [mg/em]