Mantan kontraktor badan intelijen AS Edward Snowden membuka mulut pada Senin (1/7) untuk pertama kalinya sejak kabur ke Moskow lebih dari seminggu yang lalu, mengecam pemerintahan Presiden AS Barack Obama dan mengatakan ia tetap bebas untuk membuka informasi baru mengenai aktivitas mata-mata AS.
Snowden, yang menghadapi tuntutan spionase di AS dan diyakini tinggal di tempat transit di bandar udara Sheremetyevo di Moskow, muncul dengan surat untuk pemerintah Ekuador dan dalam pernyataan yang dirilis melalui kelompok anti-kerahasiaan WikiLeaks, yang telah mendukungnya.
WikiLeaks juga mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa Snowden meminta suaka di beberapa negara, termasuk Rusia, China, Brazil, India dan Irlandia. Presiden Ekuador Rafael Correa, yang dikutip oleh surat kabar Inggris Guardian, mengatakan bahwa negaranya tidak dapat mempertimbangkan permintaan suaka kecuali Snowden ada di wilayah Ekuador.
Dalam pernyataan di WikiLeaks, Snowden menuduh pemerintah Obama melakukan penipuan dalam kampanye untuk mencegahnya mendapatkan suaka politik dan “membiarkan saya menjadi tanpa kewarganegaan” dengan mencabut paspor Amerikanya.
"Saya tetap bebas dan dapat menerbitkan informasi yang melayani kepentingan publik,” ujar Snowden, yang telah menjadi pegawai kontrak untuk Badan Keamanan Nasional AS (NSA), ujarnya dalam surat yang dikeluarkannya.
“Berapa pun sisa umur saya, saya tetap berdedikasi memperjuangkan keadilan di dunia yang tak setara ini.”
Selain ke Ekuador, Snowden menghadapi kesulitan mencari suaka di Eropa. Polandia telah menolak permintaan suakanya, sementara pihak berwenang di Jerman, Norwegia, Austria dan Swiss mengatakan ia tidak dapat mendaftar untuk suaka dari luar negeri.
Snowden telah meminta suaka ke 21 negara, 13 diantaranya di Eropa. (Reuters/AP)
Snowden, yang menghadapi tuntutan spionase di AS dan diyakini tinggal di tempat transit di bandar udara Sheremetyevo di Moskow, muncul dengan surat untuk pemerintah Ekuador dan dalam pernyataan yang dirilis melalui kelompok anti-kerahasiaan WikiLeaks, yang telah mendukungnya.
WikiLeaks juga mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa Snowden meminta suaka di beberapa negara, termasuk Rusia, China, Brazil, India dan Irlandia. Presiden Ekuador Rafael Correa, yang dikutip oleh surat kabar Inggris Guardian, mengatakan bahwa negaranya tidak dapat mempertimbangkan permintaan suaka kecuali Snowden ada di wilayah Ekuador.
Dalam pernyataan di WikiLeaks, Snowden menuduh pemerintah Obama melakukan penipuan dalam kampanye untuk mencegahnya mendapatkan suaka politik dan “membiarkan saya menjadi tanpa kewarganegaan” dengan mencabut paspor Amerikanya.
"Saya tetap bebas dan dapat menerbitkan informasi yang melayani kepentingan publik,” ujar Snowden, yang telah menjadi pegawai kontrak untuk Badan Keamanan Nasional AS (NSA), ujarnya dalam surat yang dikeluarkannya.
“Berapa pun sisa umur saya, saya tetap berdedikasi memperjuangkan keadilan di dunia yang tak setara ini.”
Selain ke Ekuador, Snowden menghadapi kesulitan mencari suaka di Eropa. Polandia telah menolak permintaan suakanya, sementara pihak berwenang di Jerman, Norwegia, Austria dan Swiss mengatakan ia tidak dapat mendaftar untuk suaka dari luar negeri.
Snowden telah meminta suaka ke 21 negara, 13 diantaranya di Eropa. (Reuters/AP)