Edward Snowden, salah satu pemenang Right Livelihood Award, telah menyerukan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengusulkan langkah-langkah baru untuk melindungi privasi individu dan hak asasi manusia.
Hadiah tersebut, juga dikenal sebagai "Nobel alternatif," menghargai "pekerjaan begitu banyak orang ... tidak hanya dalam beberapa tahun terakhir" namun pada dekade-dekade terakhir, menurut mantan analis sistem Badan Keamanan Nasional (NSA) AS mengatakan pada upacara pemberian penghargaan Senin (1/12) di Parlemen Swedia lewat sambungan video.
"Saya harap meski dengan pencapaian kita dalam setahun terakhir, kita semua menyadari bahwa ini hanya permulaan," ujar Snowden, menambahkan bahwa ia hanya dapat menerima penghargaan secara kolektif.
Snowden, yang masih tinggal di Rusia setelah membocorkan dokumen-dokumen NSA pada jurnalis-jurnalis pada 2013 dan menghadapi tuduhan-tuduhan di AS yang dapat membuatnya dipenjara sampai 30 tahun, mengatakan ia tidak menyesali tindakan-tindakannya.
Ia mengatakan jurnalis, penerbit dan aktivis ada di antara mereka yang telah berkorban banyak dan banyak yang tidak dapat pulang ke rumah karena takut ditahan, termasuk dirinya.
"Ini adalah hal-hal yang sepertinya tidak akan segera berubah. Namun pantas dilakukan," ujarnya.
"Semua harga yang harus dibayar, semua pengorbanan yang dilakukan, saya yakin kita akan melakukannya lagi," ujarnya.
"Ada lebih banyak yang harus dilakukan... dan bersama kita akan mencapainya," ujar Snowden, yang menerima tepuk tangan sambil berdiri.
Snowden berbagi penghargaan dengan Alan Rusbridger, editor surat kabar Guardian, yang menerbitkan serangkaian artikel mengenai pengawasan pemerintah berdasarkan dokumen-dokumen yang dibocorkan Snowden.
Hadiah uang tunai 1.5 million kronor (US$210.000) yang menyertai penghargaan tersebut dibagi oleh aktivis HAM Pakistan Asma Jahangir, Basil Fernando dari Komisi HAM Asia dan ahli lingkungan hidup AS Bill McKibben.
Yayasan Right Livelihood Award biasanya memberi penghargaan pada aktivis-aktivis akar rumput. (AP)