Universitas Ghana belum lama ini menjadi sorotan setelah sebuah penyelidikan oleh program BBC yang menuduh para dosen melakukan pelecehan seksuall terhadap mahasiswa. Dalam beberapa kasus. dosen menuntut hubungan seks untuk mendapat nilai yang baik. Para aktivis mengatakan eksploitasi seksual di universitas bukanlah hal baru dan mereka berharap perhatian terhadap skandal itu akan mengilhami lebih banyak korban untuk berbicara.
Universitas Ghana sedang menyelidiki tuduhan terhadap stafnya yang dalam penyelidikan BBC didapati telah melecehkan secara seksual calon mahasiswa.
Film dokumenter The Sex for Grades menunjukkan para dosen universitas, di Universitas Ghana dan Universitas Lagos yang meminta pelayanan seks ketika mewawancarai reporter perempuan yang menyamar sebagai mahasiswa.
Aktivis Ghana, Eugenia Baffour, ikut berkontribusi pada penyelidikan itu. Ia mengatakan pelaku sering beroperasi dan merasa kebal hukum. Namun, katanya, dampak penyelidikan itu menyebabkan lebih banyak korban berbicara.
"Hal yang baik muncul akibat penyelidikan ini, termasuk jumlah kejadian yang berhasil dibongkar," kata Eugenia Baffour.
Keberanian dan kekuatan yang diperoleh para korban untuk angkat bicara tentang pelaku pelecehan, lanjutnya, merupakan langkah besar karena itu menyebabkan kami tidak bisa dibungkam lagi sebagai korban.
Seperti pertama kali dilaporkan oleh BBC, semakin banyak tuduhan pelecehan seksual oleh para dosen di universitas-universitas Afrika Barat yang terungkap.
Komite Anti-Pelecehan Seksual Universitas Ghana sedang menyelidiki dua terdakwa dimana keduanya membantah tuduhan itu.
Ketua komite, Margaret Amoakohene, mengatakan mereka sedang meningkatkan jangkauan mereka tetapi mereka perlu pengakuan dari mahasiswa yang menjadi korban.
"Yang kami minta dari para korban adalah jangan mau menerima dihina, jangan mau menerima kalau dilecehkan. Biarkan kami menanggung tanggung jawab itu, dan ketika Anda memberi tahu kami, pada dasarnya Anda mengatakan "saya mencurahkan beban ini pada Anda." Tolong ambil alih dan kami akan lakukan itu," kata Margaret Amoakohene.
"Tetapi kalau kalian tidak beritahu kami, dan menyimpan hal itu di dalam diri Anda sendiri, Anda justru membuat si pelaku menjadi semakin berani," lanjut Margaret.
Komisaris Perempuan Dewan Perwakilan Mahasiswa (SRC) Awurakua Addo Nyorko mengatakan meskipun dugaan pelecehan seksual sangat memprihatinkan namun hal tersebut bukanlah hal baru.
Ia berharap skandal itu akan membawa kesadaran kepada mahasiswa yang tidak terbiasa dengan kebijakan universitas; mereka bisa dan harus melaporkan pelecehan seksual.
"Kami merasa selama bertahun-tahun belum ada lingkungan yang memberdayakan dimana para korban bisa menghubungi SRC, dan memberi tahu mereka tentang praktik buruk atau kejadian tidak senonoh yang sedang berlangsung ini. Jadi kami menciptakan sebuah lingkungan yang diberdayakan berupa kelompok antar rekan," kata Awurakua Addo Nyorko.
Sementara itu, dewan mahasiswa meluncurkan kampanye untuk mendukung para korban pelecehan seksual dan juga untuk mendidik para dosen mengenai perilaku yang tidak pantas dengan mahasiswa. [my/jm]