Isu lingkungan hidup dan dampaknya yang semakin nyata di Indonesia mendorong kedatangan kapal Rainbow Warrior sejak pertengahan April lalu.
Kapal Rainbow Warrior milik organisasi lingkungan independen,Greenpeace, berkunjung ke Indonesia untuk melakukan kampanye lingkungan. Kapal ini tiba di perairan Sorong, Papua Barat, pertengahan April lalu dan terus melanjutkan perjalanan ke beberapa daerah di Indonesia. Kapal ini terakhir merapat di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak, Minggu (29/4) kepada VOA mengatakan kampanye Greenpeace di Indonesia kali ini adalah soalperubahan iklim yang terjadi dan dampaknya semakin nyata.
"Bukan sesuatu yang over the horizon. Sudah mulai terjadi. tetapi kita masih berupaya kalau bekerja keras berkolaborasi untuk meminimlisir dampaknya. Tetapi perlu kerja yang signifikan. Karena kerja yang signifikan ga akan berhasil. Kalau kita tidak bisa tahan di 1.5 derajat pemanasan global itu ada banyak sekali ekologis yang tidak bisa di balik lagi," jelasnya.
Dalam kesempatan ini lanjut Leo, Greenpeace mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk mencegah pemanasan global agar tidak melebihi batas 1,5 sampai dua derajat celcius.
"Pak Jokowi supaya konsisten dengan komitmen-komitmennya. Terutama komitmen yang disampaikan di Paris tahun 2015. di manadunia bersepakat termasuk kita, bahwa kita bersama-sama mencegah pemanasan global itu melebihi batas 1.5 sampai 2 derajat celcius. Dan itu ga cuma bisa omong, ga cuma bisa pidato. Jadi kongkritnya ya hutan kita jangan di balak(tebang) lagi. Sudah terlalu banyak yang habis. Jangan diteruskan lagi. Energi kita jangan lagi tergantung pada batubara," kata Leo.
Ketika berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia ini, kapal Rainbow Warrior membuka kesempatan bagi warga setempat untuk naik ke atas geladak kapal dan memberikan penjelasan seputar aktifitas Greenpeace.
Tri, warga Jakarta yang datang bersama keluarga, mengapresiasi kehadiran kapal Rainbow Warrior di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Namun Tri menyayangkan penggunaan mesin diesel di kapal Rainbow Warrior.
"Sempat kita pertanyakan apakah dia menggunakan mesin diesel,karena sebelumnya kan dijelaskan bahwa mesin diesel menimbulkan polusi di pelabuhan. Tapi kan ternyata kapal ini kan juga bermesin diesel. Walaupun digunakan hanya 15%. Berarti dia berkontribusi polusi sebanyak 15%," kata Tri.
Sementara itu Karyono, yang juga warga Jakarta, kagum dengan aktivitas Greenpeace yang tidak kenal lelah dalam perjuangannya melawan segala bentuk pencemaran lingkungan.
"Untuk kapal Greenpeace ini saya baru pertama kali saya disini. Tapi kita salutlah dengan teman-teman Greenpeace ini. Sepak terjang dari mereka berdemo dan lain-lainnya membantu masyarakat dari pencemaran lingkungan," kata Karyono..
Di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, aktivis Greenpeace juga menggelar berbagai macam kegiatan penyelamatan lingkungan, antara lain pemanfaatan energi surya.
Saat berada di Perairan Sorong Papua Barat, Sabtu lalu (17/3), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut naik ke kapal Rainbow Warrior dan menghabiskan waktu selama beberapa jam untuk berdiskusi dengan awak kapal dan aktivis Greenpeace, termasuk Kapten Kapal Hettie Genen, Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara Yeb Sano, dan Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak.
Dalam kesempatan itu, Leonard Simanjuntak menyampaikan apresiasi Greenpeace atas kinerja Susi Pudjiastuti pada perlindungan ekosistem laut.
Setelah dari perairan Sorong, Rainbow Warrior singgah di kawasan laut Raja Ampat di manapara aktivis mengingatkan semua pemangku kepentingan betapa pentingnya hutan dan perlindungan terumbu karang bagi masyarakat asli Papua.
Dari Sorong, kapal itu singgah di Bali, di mana Greenpeace menyoroti pengembangan aktivitas PLTU batubara di Celukan Bawang dan juga kondisi darurat sampah plastik yang telah mengancam industri pariwisata, kondisi alam dan kesehatan masyarakat.
Terakhir, Rainbow Warrior bersandar di Jakarta, menyoroti permasalahan lingkungan ibukota yang cukup kompleks, mulai dari polusi udara yang bersumber dari industri, kendaraan bermotor, bahkan pembangkit batubara; hingga timbunan sampah yang tidak lagi terkontrol. [al/em]