Pada sebagian besar sejarah AS, sosialisme merupakan kata yang dianggap sebagai noda politik daripada penggambaran ideologi politik seseorang.
Sosialisme biasanya disalahartikan dengan kepemilikan negara atas alat-alat produksi, komunisme atau bahkan pemerintah totaliter. Kandidat Partai Sosialis sulit menarik dukungan rakyat. Pada puncak popularitas sosialis pada tahun 1920, Eugene V. Debs mendapat sekitar 915.000 suara dalam pemilihan presiden.
Tetapi menurut jajak pendapat baru-baru ini, ide-ide sosialis semakin populer di Amerika sampai pada titik di mana para kandidat Partai Demokrat yang berupaya memenangkan pencalonan partai mereka pada tahun 2020 menyambut platform ekonomi, pajak, dan kebijakan sosial yang terkait erat dengan tujuan sosialis.
"Ada perasaan mengganggu bahwa kita sedang dipecundangi di sini, bahwa ada hal-hal yang tidak tersedia bagi rakyat Amerika yang seharusnya tersedia di negara kaya seperti ini, sehingga ada beberapa orang seperti miliarder pemilik Amazon, Jeff Bezos sementara kita tidak tahu bagaimana membayar semester terakhir kuliah anak-anak kita," kata Dr. Richard D. Wolff, seorang profesor ekonomi dan penulis buku "Understanding Marxism, " kepada VOA.
Sekitar 44 juta warga Amerika masih membayar pinjaman pelajar, menurut perkiraan Wolff, situasi yang makin banyak dibahas kandidat Partai Demokrat dalam kampanye mereka.
Selama upaya pencalonannya pada 2016, Senator Bernie Sanders dari Vermont, yang menyatakan dirinya sebagai Sosialis Demokrat memobilisasi generasi pemilih yang mencari kebijakan progresif seperti biaya kuliah gratis dan perawatan kesehatan universal.
Meskipun kalah dalam pencalonan Partai Demokrat dari mantan menteri luar negeri Hillary Clinton, popularitas kebijakannya telah memaksa Partai Demokrat untuk menelaah kembali kebijakan mereka yang lebih penting. (my)