Terinspirasi selembar kertas putih dan perempatan jalan di New York yang kerap dilaluinya dalam perjalanan sehari-hari menuju ke studio rekaman, Sting akan meluncurkan album solonya yang bertajuk "57th and 9th".
Album ke-12 ini tidak saja akan menandai kembalinya mantan vokalis utama The Police ini ke aliran musik pop-klasik, tetapi juga keprihatinannya pada krisis kemanusiaan di dunia, terutama di Suriah.
Lagu “Insya Allah” Khusus Ditulis untuk Pengungsi Suriah
Musisi yang terlahir dengan nama Gordon Matthew Thomas Sumner ini, bahkan secara khusus membuat satu komposisi lagu bagi para pengungsi Suriah. Dalam lagu yang diberinya judul “Insya Allah” yang berarti “atas kehendak Tuhan” itu, Sting menggambarkan dirinya berdesak-desakan dengan para pengungsi dalam sebuah kapal reyot, meninggalkan perang saudara di negaranya dan menyeberangi laut menuju ke tempat yang lebih aman.
Dalam situsnya Sting mengatakan betapa indahnya makna kata “Insya Allah” yang berasal dari bahasa Arab dan berarti kepasrahan pada kehendak Tuhan semata. “Kata-kata ini menggambarkan harapan dan sekaligus keberanian,” ujar Sting.
"Saya tidak tahu apa solusi politik yang tepat untuk menyelesaikan krisis pengungsi yang tahun lalu saja sudah membuat lebih dari satu juta pengungsi dan pencari suaka lari ke Eropa. Tapi saya rasa akar solusinya adalah rasa empati. Tidak saja berempati pada korban perang di Suriah misalnya, tetapi juga korban kelaparan di Afrika dan mungkin korban pemanasan global pada masa depan,” imbuhnya.
Album “57th and 9th” akan menghadirkan 10 lagu, antara lain “I Can’t Stop Thinking About You”, “One Fine Day”, “The Pretty Young Soldier”, “If You Can’t Love Me” dan “Insya Allah”.
Setelah menjual lebih dari 100 juta kopi album, Sting, dalam situsnya www.sting.com, mengatakan ia tidak lagi perlu khawatir tentang sisi komersil album ini. “Menurut saya yang terpenting dalam musik adalah unsur kejutan,” ujar Sting.
Meski baru akan dirilis pada 11 November mendatang, album “57th and 9th” sudah bisa mulai dipesan sejak sekarang. [em]