JAKARTA —
Dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (31/5), anggota tim sukses pasangan capres dan cawapres, Jokowi-Jusuf Kalla, Darmawan Prasojo mengatakan, persoalan energi merupakan persoalan yang menjadi perhatian khusus pasangan Jokowi-JK. Menurutnya selama ini persoalan energi terus terjadi karena adanya berbagai kepentingan sehingga kendala tersebut akan dihilangkan jika Jokowi-JK dipercaya memimpin negara.
“Energi sudah menjadi suatu titik kritis dalam mendukung proses pembangunan bangsa ini, permasalahan energi ternyata sederhana, strateginyapun seharusnya sederhana. Implementasinya menjadi sangat kompleks karena terkunci dengan berbagai kepentingan, trend dari produksi menurun, trend dari konsumsi naik ini menjadi permasalahan utama, kedaulatan energi kita menjadi terganggu," kata Darmawan Prasojo.
Ditambahkan Darmawan Prasojo, strategi dari Jokowi -Jusuf Kalla adalah menurunkan subsidi yang juga dapat menurunkan harga energi sekitar 20 persen, yaitu dengan mengalihkan dari minyak ke gas untuk transportasi.
Sementara anggota tim sukses pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta, Drajat Wibowo mengatakan, pasangan Prabowo-Hatta tidak akan membuat hidup rakyat semakin sulit dengan persoalan kebutuhan energi.
“Visi misi Prabowo-Hatta terkait dengan BBM mengurngi subsidi BBM khusus terhadap orang kaya melalui mekanisme pajak dan cukai serta membangun sistem subsidi energi yang lebih tepat sasaran dan lebih berkeadilan, pro rakyatnya Prabowo-Hatta disini sangat spesifik,” jelas Drajat Wibowo.
Pada kesempatan sama, Ketua Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa mengatakan pesimistis para capres dan cawapres menerapkan kebijakan eneregi pro rakyat jika terpilih, karena janji selama kampanye menjelang pemilu hanya pencitraan.
Hal tersebut sudah terbukti dari presiden dan wakil presiden terpilih pada pemilu-pemilu sebelumnya. Ia mengingatkan pemerintahan mendatang harus berani mengatakan kepada masyarakat bahwa sumber daya alam Indonesia sudah tidak dapat diandalkan bagi sektor energi.
“Ya semuanya baik, sama juga kita setiap lima tahun kita disuguhi sesuatu yang baik-baik, tapi no solution. Begini terus. Karena kalau kita hanya turunkan subsidi, kemudian tingkatkan ini dan lain sebagainya nggak ada ukuran, bagaimana rakyat bisa mengklaim ini berhasil atau tidak," kata Iwa Garniwa.
Menurut Iwa, pemerintah harus mengerti bahwa situasi energi kita dengan cadangan minyak hanya 0,2 persen, cadangan gas 1,6 persen, dan batubara tidak lebih dari 1 persen. "Bangsa ini tidak kaya akan energi fosil. Masyarakat harus tahu, pemerintah berani jujur nggak, jangan memberikan janji-janji Indonesia kaya akan ini, kaya itu, tidak,” tambahnya.
“Energi sudah menjadi suatu titik kritis dalam mendukung proses pembangunan bangsa ini, permasalahan energi ternyata sederhana, strateginyapun seharusnya sederhana. Implementasinya menjadi sangat kompleks karena terkunci dengan berbagai kepentingan, trend dari produksi menurun, trend dari konsumsi naik ini menjadi permasalahan utama, kedaulatan energi kita menjadi terganggu," kata Darmawan Prasojo.
Ditambahkan Darmawan Prasojo, strategi dari Jokowi -Jusuf Kalla adalah menurunkan subsidi yang juga dapat menurunkan harga energi sekitar 20 persen, yaitu dengan mengalihkan dari minyak ke gas untuk transportasi.
Sementara anggota tim sukses pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta, Drajat Wibowo mengatakan, pasangan Prabowo-Hatta tidak akan membuat hidup rakyat semakin sulit dengan persoalan kebutuhan energi.
“Visi misi Prabowo-Hatta terkait dengan BBM mengurngi subsidi BBM khusus terhadap orang kaya melalui mekanisme pajak dan cukai serta membangun sistem subsidi energi yang lebih tepat sasaran dan lebih berkeadilan, pro rakyatnya Prabowo-Hatta disini sangat spesifik,” jelas Drajat Wibowo.
Pada kesempatan sama, Ketua Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa mengatakan pesimistis para capres dan cawapres menerapkan kebijakan eneregi pro rakyat jika terpilih, karena janji selama kampanye menjelang pemilu hanya pencitraan.
Hal tersebut sudah terbukti dari presiden dan wakil presiden terpilih pada pemilu-pemilu sebelumnya. Ia mengingatkan pemerintahan mendatang harus berani mengatakan kepada masyarakat bahwa sumber daya alam Indonesia sudah tidak dapat diandalkan bagi sektor energi.
“Ya semuanya baik, sama juga kita setiap lima tahun kita disuguhi sesuatu yang baik-baik, tapi no solution. Begini terus. Karena kalau kita hanya turunkan subsidi, kemudian tingkatkan ini dan lain sebagainya nggak ada ukuran, bagaimana rakyat bisa mengklaim ini berhasil atau tidak," kata Iwa Garniwa.
Menurut Iwa, pemerintah harus mengerti bahwa situasi energi kita dengan cadangan minyak hanya 0,2 persen, cadangan gas 1,6 persen, dan batubara tidak lebih dari 1 persen. "Bangsa ini tidak kaya akan energi fosil. Masyarakat harus tahu, pemerintah berani jujur nggak, jangan memberikan janji-janji Indonesia kaya akan ini, kaya itu, tidak,” tambahnya.