Obesitas secara genetik terkait dengan bagaimana tubuh kita mencerna karbohidrat, menurut sebuah studi baru dari Imperial College London.
Tubuh yang menggunakan karbohidrat dari makanan yang kita makan untuk memproduksi glukosa, yang digunakan sebagai bahan bakar. Tubuh manusia dapat menggunakan glukosa ini segera atau disimpan di hati dan otot untuk saat diperlukan.
Dalam studinya, yang dipublikasikan oleh Nature Genetics, para peneliti mengamati hubungan antara bobot tubuh dan gen yang disebut AMY1, yang memproduksi enzim yang ditemukan dalam air liur yang dinamakan amilase air liur. Enzim ini bekerja begitu kita menggigit makanan kita. Ini adalah salah satu langkah pertama yang dilakukan tubuh untuk mencerna makanan yang mengandung zat pati atau tepung.
Biasanya DNA kita mengandung dua salinan gen ini, namun para peneliti telah menemukan bahwa beragam wilayah dalam DNA kita dapat membawa sebanyak apapun gen AMY1 dan jumlahnya juga berbeda-beda untuk setiap orang. Para peneliti yakin semakin banyak jumlah AMY1 ditemukan dalam manusia merupakan sebuah respon evolusioner terhadap perubahan pola makan yang semakin banyak mengandung zat pati.
Dari penelitiannya, para ilmuwan menemukan bahwa pengkodean gen untuk AMY1 memiliki pengaruh terbesar untuk berat badan. Mereka yang memiliki jumlah gen yang memproduksi enzim air liur memiliki peluang lebih besar untuk mengidap obesitas.
"Saya kira ini penemuan penting karena menunjukkan bahwa cara kita mencerna zat pati dan bagaimana produk akhir pencernaan karbohidrat kompleks beraksi dalam perut kita dapat menjadi faktor-faktor penting dalam risiko obesitas," ujar Philippe Froguel dari Imperial College London, salah satu penulis utama studi ini.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah mengubah pencernaan makanan berkarbohidrat dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk menurunkan berat badan, atau mencegah seseorang mengalami obesitas."
Peneliti lain, Mario Falchi, juga dari Imperial College London, mengatakan sementara studi mereka mempelajari bagaimana tubuh secara fisik mencerna karbohidrat, studi-studi genetis awal terkait obesitas fokus pada pengidentifikasian perbedaan-perbedaan dalam gen yang beraksi di otak yang mengontrol selera makan.
Ia mengatakan bahwa studi-studi sebelumnya, digabungkan dengan riset terbaru ini, akan memungkinkan para ilmuwan menemukan cara-cara yang lebih baik untuk menyerang obesitas.
Tubuh yang menggunakan karbohidrat dari makanan yang kita makan untuk memproduksi glukosa, yang digunakan sebagai bahan bakar. Tubuh manusia dapat menggunakan glukosa ini segera atau disimpan di hati dan otot untuk saat diperlukan.
Dalam studinya, yang dipublikasikan oleh Nature Genetics, para peneliti mengamati hubungan antara bobot tubuh dan gen yang disebut AMY1, yang memproduksi enzim yang ditemukan dalam air liur yang dinamakan amilase air liur. Enzim ini bekerja begitu kita menggigit makanan kita. Ini adalah salah satu langkah pertama yang dilakukan tubuh untuk mencerna makanan yang mengandung zat pati atau tepung.
Biasanya DNA kita mengandung dua salinan gen ini, namun para peneliti telah menemukan bahwa beragam wilayah dalam DNA kita dapat membawa sebanyak apapun gen AMY1 dan jumlahnya juga berbeda-beda untuk setiap orang. Para peneliti yakin semakin banyak jumlah AMY1 ditemukan dalam manusia merupakan sebuah respon evolusioner terhadap perubahan pola makan yang semakin banyak mengandung zat pati.
Dari penelitiannya, para ilmuwan menemukan bahwa pengkodean gen untuk AMY1 memiliki pengaruh terbesar untuk berat badan. Mereka yang memiliki jumlah gen yang memproduksi enzim air liur memiliki peluang lebih besar untuk mengidap obesitas.
"Saya kira ini penemuan penting karena menunjukkan bahwa cara kita mencerna zat pati dan bagaimana produk akhir pencernaan karbohidrat kompleks beraksi dalam perut kita dapat menjadi faktor-faktor penting dalam risiko obesitas," ujar Philippe Froguel dari Imperial College London, salah satu penulis utama studi ini.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah mengubah pencernaan makanan berkarbohidrat dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk menurunkan berat badan, atau mencegah seseorang mengalami obesitas."
Peneliti lain, Mario Falchi, juga dari Imperial College London, mengatakan sementara studi mereka mempelajari bagaimana tubuh secara fisik mencerna karbohidrat, studi-studi genetis awal terkait obesitas fokus pada pengidentifikasian perbedaan-perbedaan dalam gen yang beraksi di otak yang mengontrol selera makan.
Ia mengatakan bahwa studi-studi sebelumnya, digabungkan dengan riset terbaru ini, akan memungkinkan para ilmuwan menemukan cara-cara yang lebih baik untuk menyerang obesitas.