Anjing-anjing laut mampu tertidur hanya dengan separuh otak mereka dalam keadaan tidak sadar sementara separuh lagi tetap waspada akan bahaya. Tim riset internasional dari Kanada, Rusia dan Amerika telah mengidentifikasi “neurochemical” yang memungkinkan hewan itu berbuat demikian.
Jerome Siegel, penulis utama studi di Institut Riset Otak di UCLA mengatakan mereka mendapati acetylcholine berkadar rendah di sisi yang tertidur pada otak anjing laut itu dan berkadar tinggi pada bagian yang tidak tertidur.
Siegel mengatakan hal itu mungkin menjelaskan mengapa nikotin yang secara kimia mirip acetylcholine, bisa mempunyai dampak yang membuat tubuh terbangun.
Sebaliknya serotonin satu lagi zat kimia dalam otak yang tak kalah pentingnya yang sering dipasarkan sebagai obat untuk membuat orang mudah tertidur dan bisa dibeli tanpa resep dokter, sama kadarnya di kedua bagian otak anjing laut itu.
Siegel menekankan bahwa ia dan rekan-rekannya tidak bermaksud untuk mendukung jenis pil tidur apapun, tapi temuan mereka bisa berdampak pada manusia.
Meskipun studi mereka mengenai anjing laut tidak segera dapat diterapkan pada kesehatan manusia, Siegel dan rekan-rekannya yakin studi itu bisa memberi penjelasan baru mengenai zat kimia otak yang bisa membuat orang tetap terjaga atau tidur.
Jerome Siegel, penulis utama studi di Institut Riset Otak di UCLA mengatakan mereka mendapati acetylcholine berkadar rendah di sisi yang tertidur pada otak anjing laut itu dan berkadar tinggi pada bagian yang tidak tertidur.
Siegel mengatakan hal itu mungkin menjelaskan mengapa nikotin yang secara kimia mirip acetylcholine, bisa mempunyai dampak yang membuat tubuh terbangun.
Sebaliknya serotonin satu lagi zat kimia dalam otak yang tak kalah pentingnya yang sering dipasarkan sebagai obat untuk membuat orang mudah tertidur dan bisa dibeli tanpa resep dokter, sama kadarnya di kedua bagian otak anjing laut itu.
Siegel menekankan bahwa ia dan rekan-rekannya tidak bermaksud untuk mendukung jenis pil tidur apapun, tapi temuan mereka bisa berdampak pada manusia.
Meskipun studi mereka mengenai anjing laut tidak segera dapat diterapkan pada kesehatan manusia, Siegel dan rekan-rekannya yakin studi itu bisa memberi penjelasan baru mengenai zat kimia otak yang bisa membuat orang tetap terjaga atau tidur.