Makhluk-makhluk mungil di lautan yang disebut plankton sebagian besar dianggap sebagai makanan bagi paus dan hewan laut besar lainnya. Namun sebuah studi global selama empat tahun menemukan, antara lain, bahwa plankton merupakan sumber oksigen di planet ini.
Plankton adalah binatang, ganggang, bakteri dan organisme mikroskopis lainnya yang tidak kasat mata. Mereka mendiami lapisan-lapisan atas samudera, laut dan perairan tawar di dunia.
Dalam sebuah proyek "Tara Oceans" yang dipimpin oleh organisasi nirlaba Perancis Tara Expeditions, 200 ilmuwan dari 45 negara bergantian meneliti plankton di atas sebuah kapal.
Mulai berlayar pada September 2009, kapal Tara mengunjungi 210 lokasi, tempat para ilmuwan mengumpulkan 35.000 sampel, meneliti kehidupan, susunan genetis dan pergerakan makhluk-makhluk mungil tersebut.
Chris Bowler, koordinator ilmiah Tara Oceans, mengatakan para peneliti menemukan bahwa plankton berkontribusi banyak pada kesejahteraan planet kita. Makhluk-makhluk itu “menghasilkan oksigen yang kita hirup, membuang karbon dioksida dari atmosfer dan secara umum mempertahankan kondisi Bumi agar layak ditinggali manusia,” ujarnya.
Bowler mengatakan hampir setengah dari oksigen yang kita hirup berasal dari diatom, atau ganggang mini berfotosintesis yang menempati lapisan semua perairan yang mendapat cahaya matahari.
“Pada dasarnya hal itu berarti bahwa setiap tarikan nafas ke lima, Anda menghirup oksigen yang dapat secara langsung dilacak kembali ke diatom,” ujarnya.
"Jadi mereka sama pentingnya dengan hutan tropis dalam hal kontribusi global.”
Direktur eksekutif ekspedisi, Romain Troublé mengatakan, penelitian tersebut jelas menunjukkan bahwa lautan adalah mesin iklim Bumi.
“Kita percaya bahwa lautan juga merupakan pendorong utama perubahan iklim, pengelola utama dalam penyimpanan karbon dioksida dan panas,” ujarnya.
“Dan mesin ini bekerja karena laut ada dalam kondisi kesehatan yang baik.”
Kelompok ilmuwan yang berbeda meneliti hal-hal yang berbeda. Satu grup, misalnya, membuat katalog untuk lebih dari 40 juta gen plankton yang sebelumnya tidak diketahui. Yang lainnya menemukan bahwa sebagian besar interaksi plankton bersifat parasit.
Data yang terkumpul akan digunakan untuk menentukan mana dari organisme-organisme tersebut yang paling bisa beradaptasi terhadap kondisi-kondisi air yang berubah.
Hasil-hasil dari studi-studi pertama tersebut diterbitkan dalam edisi Mei jurnal ilmiah Science, dan banyak analisis lainnya akan menyusul.